Mahasiswa ITB Manfaatkan Eceng Gondok Untuk Ornamen Dinding dan Meja
Oleh Ahmad Fadil
Editor Ahmad Fadil
Bandung, itb.ac.id - Pameran produk yang menampilkan tugas akhir mahasiswa prodi kriya Fakultas Seni Rupa dan Desain telah berakhir. Meski digelar hanya satu hari pada hari rabu, 6/6/2018, di Aula Timur ITB, pameran ini meninggalkan banyak kesan positif dari para pengunjung. Diantaranya produk bernama Alluciera. Produk yang dibuat oleh Renita, ini berupa ornamen yang memanfaatkan limbah eceng gondok.
Eceng gondong tersebut, ada yang diolah menjadi ornamen dinding, ada pula ornamen seperti alas meja. Renita mengaku, dirinya hanya menggunakan batang eceng gondok yang sudah tua sebagai bahan baku. “Bila batang tersebut sudah mencapai panjang sekitar 50 cm, tandanya sudah tua” ujarnya.
Batang tersebut kemudian dibelah memanjang sedikit demi sedikit, seperti dirobek, hingga menyerupai serat-serat tali. Ada dua teknik pengolahan batang eceng gondok, yaitu menggunakan metode tapestry, dan satu lagi metode tenun.
Untuk pembuatan satu karya dengan teknik tapestry, Renita memerlukan waktu sekitar dua minggu. “Dan akan butuh waktu lebih lama lagi jika menggunakan teknik tenun,” ujarnya. Teknik tenun dipakai untuk mendapatkan karya yang terlihat lebih rapi dan lembut.
Sebagai pewarna, Renita menambahkan bahan-bahan pewarna alami seperti secang, kulit alpukat, ketapang, dan daun mangga. Saat ditanya mengapa memilih eceng gondok. Ia berharap dapat mengubah citra eceng gondok, yang saat ini dikenal sebagai limbah menjadi bahan baku yang bernilai tinggi. “Saya ingin menunjukkan bahwa eceng gondok bisa sangat berharga kalau pengolahannya tepat,” ucapnya.
Setelah pameran ini, tahap berikutnya yang ingin dilakukan Renita adalah mengembangkan teknik pengolahan eceng gondok. Ia berharap dapat menemukan cara baru agar serat eceng gondok tidak patah-patah saat diolah dan mendapatkan cara menjemur yang sesuai. Salah satu kendala yang dihadapi untuk membuat produk Alluciera ini terletak pada proses penyimpanan. “Jika serat disimpan dalam kondisi masih lembab, warnanya bisa berubah. Untuk itu, serat harus dipastikan benar-benar kering sebelum disimpan,” ungkapnya.
Dokumentasi : Humas ITB