Mahasiswa ITB Raih Juara Nasional Lomba Karya Tulis Pertambangan
Oleh Teguh Yassi Akasyah
Editor Teguh Yassi Akasyah
Tim yang berasal dari Teknik Pertambangan ITB beranggotakan Kurnia Candra Utama (Teknik Pertambangan 2011), Ardhiansyah (Teknik Pertambangan 2011), dan Hafidha Dwi Putri Aristien (Teknik Pertambangan 2011). Ketiga mahasiswa ini meracang sebuah inovasi sederhana melalui permainan kartu dengan karya "Kartu 7 Tambang". Ide dari Ardhiansyah dan kawan-kawan ini memanfaatkan istilah pada kartu untuk mencerminkan proses pertambangan, seperti spade sebagai eksplorasi, heart sebagai produksi, diamond sebagai lingkungan, dan club sebagai pengolahan. Sistem permainan yang digunakan pun diadopsi dari cara bermain kartu remi 'seven'. Melalui permainan ini, ketiga mahasiswa tersebut bermaksud untuk memberikan asupan edukasi pertambangan melalui kebiasaan kebanyakan masyarakat dalam bermain kartu, serta mengenalkan konsep good mining practice kepada masyarakat. "Melalui permainan kartu ini, kami berharap masyarakat mampu menjadi pengontrol dalam kegiatan pertambangan, karena selama ini kita telah merasakan produk pertambangan tersebut melalui barang-barang yang ada," tutur Hafidha.
Berbeda dengan tim Teknik Pertambangan, tim kedua yang beranggotakan Ravi'i (Teknik Metalurgi 2010), Muhammad Ikhwanto (Teknik Metalurgi 2010), dan Brian Swahadana (Teknik Metalurgi 2010) menyalurkan ide mereka melalui karya tulis berjudul "Studi Pengolahan Izin Nikel Laterit Kadar Rendah dengan Heap Leaching dan Solvent Extraction". Dalam konsepnya, ketiga mahasiswa ini terinspirasi oleh pentingnya penggunakan nikel di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang otomotif.
Saat ini, pertambangan nikel di Indonesia masih di dominasi oleh penambangan nikel sulfida dengan kadar tinggi, namun dalam kondisinya persediaan material tersebut mulai menipis. Ketiga mahasiswa ini mencoba memberikan solusi baru terhadap menipisnya cadangan material tersebut dengan cara menambang nikel laterit berkadar rendah yang berada diatas lapiran nikel sulfida, dan selama ini selalu dibuang dalam proses penambangannya. Padahal Indonesia tercatat memiliki 1,576 milyar ton nikel laterit dengan kadar nikel 25 juta ton. Dalam pengolahan nikel laterit, tim ini mencoba memanfaatkan langkah hidrometalurgi dimana terdapat tahapan heap leaching dan solvent extraction agar kita dapat memperoleh nikel dan kandungan lain seperti kobalt sekaligus dalam mineral nikel laterit tersebut."Melalui konsep ini, kami mengharapkan agar Indonesia mampu melakukan pengolahan mineral tersebut dengan langkah yang dipaparkan, selain mendapatkan nikel dan kobalt, proses ini juga lebih ekonomis dan efektif," tambah Ikhwanto.
Dalam acara tersebut, juara kedua diraih oleh tim dari Universitas Mulawarman, Samarinda. Selain lomba LKTI, dalam acara Mining Fair 2014 juga diadakan seminar yang mengangkat tentang Undang-undang Minerba, Mining on Vacation, dan Go Green Project. Seluruh kegiatan tersebut dilaksanakan di UNP, Sumatera Barat. "Melalui konsep yang diajukan ini, kami sangat berharap agar ilmu yang dipaparkan dapat bermanfaat sebagaimana mestinya, terkhusus untuk proses pertambangan di Indonesia," tambah Hafidha.
Sumber foto : dokumentasi Hafidha Dwi Putri Aristien dan Brian Swahada.