Kompetisi bergengsi ini diikuti oleh 11.742 peserta dari 100 perguruan tinggi di seluruh Indonesia dan diselenggarakan secara daring melalui platform app.puskanas.id.

Dalam kompetisi ini, peserta dihadapkan pada serangkaian soal yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Hasil dari kompetisi ini kemudian diurutkan berdasarkan perolehan nilai tertinggi untuk menentukan pemenang medali emas, perak, perunggu, atau peserta yang tidak mendapatkan medali.

Faiz mengungkapkan bahwa alasan utamanya mengikuti kompetisi ini adalah kecintaannya pada bahasa Inggris. “Aku suka belajar bahasa Inggris. Aku juga dulu pernah kepikiran untuk ambil kuliah di luar negeri dan sudah melakukan persiapan juga untuk apply. Dari sana aku banyak mengetahui tentang bahasa Inggris seperti TOEFL, vocabulary, basic conversations, dan lain-lain,” ujarnya.

Terkait persiapan olimpiade, Faiz berfokus pada kesiapan fisik dan mental. Dia mengulang materi yang telah dipelajarinya dan berusaha membiasakan diri dengan berbagai materi yang mungkin muncul dalam soal. Persiapan tersebut menekankan pada pembiasaan dan pengingatan kembali materi-materi yang relevan.

Pengalaman mengikuti olimpiade bahasa Inggris ini menjadi yang pertama bagi Faiz. Hal itu menjadi kenangan tersendiri. 

Kisah Faiz Saiful Hakim menunjukkan bahwa dengan dedikasi dan persiapan yang matang, mahasiswa dapat meraih prestasi gemilang di berbagai bidang, bahkan di luar jurusan akademik mereka.

Reporter: Wiwin Indira Rakhmanisa (Teknik Geodesi dan Geomatika, 2020)