Mahasiswa ITB Selenggarakan Pelatihan Pembuatan Tepung Mocaf di Desa Cintaasih
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Desa Cintaasih yang terletak di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat memiliki sumber daya alam berlimpah seperti padi, gula aren, singkong, dan sayur-mayur. Sumber daya alam ini merupakan potensi untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa Cintaasih.
Desa Cintaasih merupakan desa binaan Gebrak Indonesia sejak tahun 2018. Mahasiswa ITB melihat potensi singkong untuk dikembangkan di desa tersebut. Bersama dengan himpunan mahasiswa, HIMAMIKRO “Archaea” ITB, maka dilakukan pelatihan pelatihan pembuatan singkong menjadi tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) pada 3 Juli 2022.
Tepung Mocaf memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan singkong. Pengumpulan data terkait jenis singkong yang digunakan, cara penanaman dan pemanenan, serta cara pembuatan tepung telah dikaji terlebih dahulu oleh mahasiswa. Dilakukan uji laboratorium oleh mahasiswa mikrobiologi untuk mengoptimasi fermentasi singkong sebagai bahan dasar tepung Mocaf. Dari uji ini didapatkan bahwa starter komersial dapat menghasilkan karakteristik tepung Mocaf yang diinginkan. Selain itu starter komersial lebih terjangkau oleh masyarakat.
Proses pembuatan tepung Mocaf sendiri dimulai dengan mengupas singkong, lalu singkong dicuci dan diparut. Kemudian ditambahkan air dan starter. Dilakukan fermentasi selama 24 jam. Singkong hasil fermentasi dikeringkan dan terakhir dilakukan penggilingan.
Pelatihan dimulai dengan menjelaskan tahapan pembuatan tepung Mocaf oleh mahasiswa. Peserta pelatihan yang merupakan ibu-ibu setempat mendapatkan brosur yang berisi informasi terkait. Dengan alat dan bahan yang disediakan, peserta secara bersamaan melakukan proses pembuatan tepung yang didemokan oleh mahasiswa. Proses fermentasi singkong sendiri membutuhkan waktu 24 jam sehingga hasil fermentasi yang sudah jadi telah disiapkan terlebih dahulu oleh mahasiswa.
Melalui pelatihan ini, diharapkan masyarakat desa Cintaasih dapat membuat tepung Mocaf sendiri dan untuk konsumsi sehari-hari. Jika hal ini sudah terlaksana, pembuatan tepung Mocaf dapat dikembangkan untuk dilakukan produksi secara besar sehingga dapat dimanfaatkan dalam hal ekonomi seperti diperjual belikan.
“Mahasiswa hadir sebagai fasilitator. Kegiatan ini merupakan pemantik bagi masyarakat bahwa sumber daya alam yang ada dapat dimanfaatkan dengan mudah di rumah,” tutur Kemal dari Gebrak Indonesia.
Sebagai bentuk pengabdian masyarakat, dapat dilihat bahwa ilmu yang mahasiswa miliki dapat berguna untuk masyarakat. “Yang dibutuhkan hanyalah motivasi untuk mengimplementasi ilmu yang dimiliki,” tutur Kemal dalam wawancara.
“Karena pada akhirnya mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat. Yang membedakan adalah mahasiswa mendapatkan kesempatan lebih untuk belajar,” tutur Kamila, perwakilan HIMAMIKRO “Archaea” ITB.
Reporter: Ghina Aulia (Mikrobiologi, 2019).