Mahasiswa ITB Warnai Kampus dengan Batik

Oleh Hastri Royyani

Editor Hastri Royyani

BANDUNG, itb.ac.id - Sejak UNESCO mengakui batik sebagai Intangible Cultural Heritage pada (02/10/09) silam, batik semakin mendunia. Kini 2 Oktober menjadi hari yang ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Untuk kembali mengilhami batik sebagai warisan budaya, Keluarga Mahasiswa (KM) ITB mengajak masyarakat kampus untuk bersama mengenakan batik pada Senin (03/10/11).
"Batik bukan hanya produk komersil, tetapi sebuah proses kreatif dari masyarakat, sehingga harus disosialisasikan dan diinternalisasikan nilainya kepada semua pihak," tutur Menteri Seni Budaya Kabinet KM ITB Hari Triwibowo. Ajakan peringatan hari batik bukan sekedar dengan memakai batik ke kampus tapi disertai penanaman nilai dasar kecintaan pada batik, ungkapnya.

Dalam peringatan hari batik tersebut, KM ITB juga mengadakan sayembara penulisan batik. Dengan mengusung tema "Batikku, Batikmu", sayembara menulis ini mengajak mahasiswa mencurahkan gagasan dan ide mengenai batik setelah menjadi warisan budaya dunia.

M. Haekal Izmanda Pulungan, Teknik Informatika 2007, menjadi pemenang dalam lomba menulis ini. Dalam artikelnya ia memaparkan, "Menghargai batik tidak cukup sebatas dengan memasifkan pemakaian batik di masyarakat." Kita menghargai batik dengan menyadari bahwa batik adalah milik kita dan harus dilestarikan, lanjutnya.

Batik Warisan Dunia

"Pengakuan UNESCO memang menjadi pendorong masyarakat untuk melestarikan batik," kata Bowo. Dengan pengakuan tersebut maka dunia sudah memberikan pengakuan khusus terhadap teknik, teknologi serta pengembangan motif dan budaya batik.

Batik terkait dengan identitas budaya rakyat Indonesia melalui berbagai arti simbolik dari warna dan corak yang mengekspresikan kreatifitas rakyat Indonesia. UNESCO memasukkan Batik Indonesia ke dalam Representative List karena telah memenuhi kriteria, antara lain kaya dengan simbol-simbol dan filosofi kehidupan rakyat Indonesia.

Turut memperingati hari batik, Hakim Ginanjar mahasiswa Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara mengatakan, "Saat ini batik sudah dapat diterima semua kalangan dan beragam acara, sehingga masyarakat pun merasa memiliki kebanggaan tersendiri saat mengenakan pakaian batik." Dengan mengenakan batik berarti mahasiswa turut andil dalam mempopulerkan batik pada generasi muda, paparnya.

Lebih lanjut Bowo menambahkan, "Bukan hanya peringatan hari batik yang menjadikan kita mau berbusana batik." Tapi harus ada kesadaran diri untuk selalu memakai batik dan bangga dengan batik sebagai warisan budaya, ujar Bowo mengakhiri.