Malam "Batik Bandung Kontemporer"

Oleh

Editor

BANDUNG, itb.ac.id - Kamis malam itu, 10 Januari 2008, bertempat di Galeri Soemardja Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, berlangsung acara pembukaan pameran yang bertajuk "Batik Bandung Kontemporer". Pengunjung disambut suasana temaram, dengan sumber cahaya hanya semburat lilin dalam kertas di tepi jalan setapak menuju galeri. Tampak pula kain-kain batik dengan motif beragam dipajang sedemikian rupa pada pilar-pilar sekitar pintu masuk galeri. Acara yang tadinya dijadwalkan pukul 19.00 WIB dimulai, terpaksa mundur sekitar satu jam karena menanti kehadiran Walikota Bandung, H. Dada Rosada. Acara yang dilangsungkan dalam rangka memperingati 1 tahun wafatnya (Alm.) Drs. Hasanuddin, MSn., dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB ini sekaligus bertujuan untuk mengingatkan betapa seharusnya Indonesia bangga akan kekayaan budayanya. Tidak hanya Walikota Bandung, pembukaan pameran ini juga turut mengundang Dekan FSRD ITB, Kepala Dinperindag Bandung, serta ramai tamu undangan berpakaian resmi (batik), seniman, budayawan, dan mahasiswa. Pembukaan pameran "Batik Bandung Kontemporer" ini diawali dengan pemutaran video yang berisi sekilas mengenai batik Bandung serta perjalanan hidup dan kesan-kesan Drs. Hasanuddin, MSn. di mata sahabat-sahabat beliau. Batik, yang merupakan produk tekstil yang diunggulkan Indonesia, telah berkembang dari mulai hanya digunakan sebagai kain sakral di wilayah keraton kemudian menjadi bahan sandang sehari-hari dan salah satu produk dagang yang dapat dijual di pasaran tanpa embel-embel upacara apapun. Batik pulalah yang mengilhami Pak Hasan, begitu panggilan Drs. Hasanuddin, MSn., untuk menghasilkan karya-karya terbaiknya, yang tertuang dalam Hasan Batik. Beliau adalah contoh dosen yang tidak hanya mengutamakan teori tetapi juga praktek, tidak hanya berkreasi pada seni tapi juga pada medium, begitu salah seorang rekan beliau berpendapat. Pak Hasan telah mengeksplorasi komponen-komponen batik : titik, garis, bidang, warna dan komposisi, lalu menciptakan motif-motif yang berbeda dari batik yang lain, seperti komponen optik, bentuk geometris dan bentuk lainnya. Beliau pula yang memprakarsai berkembangnya batik di Bandung, sehingga daerah Bandung berkembang tidak hanya sebagai pengguna tetapi juga penghasil batik. Acara dilanjutkan dengan beberapa sambutan dari Alga Indria, menantu Bapak Hasan sekaligus perwakilan dari panitia pameran, yang mengaku tetap 'keukeuh' mengadakan pameran di tengah pro-kontra yang ada, Aminudin T H Siregar dari Galeri Soemardja, Biranul Anas (Dekan FSRD ITB), Agus dari Dinperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Bandung yang menceritakan rencana pemerintah daerah untuk menerbitkan sebuah buku mengenai batik Jawa Barat, dan terakhir dari Walikota Bandung, H. Dada Rosada. Bapak Walikota, selaku pembuka resmi pameran ini, menyerukan ulang ajakan Presiden SBY yaitu mendukung bangkitnya ekonomi kreatif, dalam konteks ini Bandung dianggap sudah berkompeten, tinggal bagaimana cara memasarkan produk-produknya dengan tepat. Doa, penyerahan penghargaan dan cinderamata, 'fashion show' batik kontemporer karya Hasan serta pelelangan beberapa karya Hasan melanjutkan sisa acara malam itu. Hasil lelang tersebut akan digunakan dalam pembangunan masjid Al-Azam Yayasan Anak Zaman yang dipelopori olehHasan, menutup rangkaian acara pembukaan sekaligus membuka pameran "Batik Bandung Kontemporer" yang akan berlangsung sampai dengan tanggal 12 Januari 2008. Sementara tanggal 11 Januari akan diadakan seminar/diskusi mengenai pencapaian Drs.Hasan, MSn. [awann]