Mahasiswa Magister Desain ITB Raih Prestasi Kompetisi Penulisan Tesis Tingkat Nasional
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id — Tulisan ilmiah yang baik dan berkualitas merupakan kunci utama dari sebuah penelitian akademis. Berangkat dari tersebut, Nusantara Institute bekerja sama dengan BCA menyelenggarakan kompetisi nasional bertajuk Nusantara Academic Writing Award 2022 yang bertujuan untuk memilih proposal tesis magister dan disertasi doktoral yang berkualitas.
Dalam kompetisi tersebut, kategori penghargaan dibagi menjadi empat, yaitu kategori A+ (outstanding), kategori A (excellent), kategori B+ (very good), dan kategori B (good). Salah satu mahasiswa Program Studi Magister Desain ITB, Rexha Septine Faril Nanda, berhasil menyabet kategori B+ (very good) dalam kompetisi tersebut. Berkat capaiannya itu, Rexha mendapatkan dana apresiasi untuk penulisan tesisnya senilai sembilan juta rupiah (5/7/2022).
Topik penulisan yang dapat mengikuti kompetisi ini dibatasi pada penelitian aneka ragam tradisi, kebudayaan, keagamaan, dan kerajaan lokal di Indonesia dari berbagai sudut pandang kajian. Total peserta berjumlah 142 mahasiswa program magister maupun doktoral yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia serta mahasiswa Indonesia yang berkuliah di luar negeri. Pada seleksi tahap pertama diperoleh 19 peserta yang masuk dalam tahap wawancara. Di akhir seleksi tahap kedua hanya menyisakan 8 penerima penghargaan termasuk Rexha.
“Setelah diumumkan lolos seleksi tahap pertama, saya melakukan wawancara bersama profesor dan doktor terkait di bidang penelitian saya. Pada tahap tersebut saya mendapat beberapa insight yang bagus. Insight tersebut saya gunakan untuk memperdalam analisa dan memperbaiki beberapa kekurangan waktu itu karena tesisnya baru pada tahap proposal,” ungkap Rexha menjelaskan.
Judul tesis yang diangkat oleh Rexha adalah Perubahan Nilai Ruang Rumah Tradisional di Kawasan Saribu Rumah Gadang sebagai Hasil Komodikasi Ruang Berbasis Pariwisata (Homestay). Objek penelitian terdapat di salah satu desa adat di Sumatera Barat yang bernama Kawasan Saribu Rumah Gadang.
Kawasan Saribu Rumah Gadang terdapat ratusan rumah gadang yang saling berdekatan dan berjejer rapi sehingga dijadikan sebagai aset pariwisata budaya di Minangkabau. Banyaknya pengunjung di kawasan ini melahirkan respons dari masyarakat berupa alih fungsi beberapa rumah gadang yang semula merupakan rumah tradisional tempat kegiatan adat dan sosial budaya menjadi homestay. Hal ini menimbulkan perubahan nilai ruang berdasarkan penelitian menggunakan metode eksploratori sekuensial yang menggabungkan tahapan kuantitatif dengan analisis space syntax, serta tahapan kualitatif melalui observasi lapangan, wawancara, dan kajian literatur.
Studi yang diangkat berfokus pada analisis konfigurasi ruang sebagai hasil komodifikasi ruang berbasis pariwisata yang berpotensi menimbulkan perubahan nilai ruang dan nilai simbolisme rumah gadang. Selain perubahan nilai ruang, penelitian ini juga menghasilkan rekomendasi bagi para penggiat pariwisata dan pemangku kebijakan berupa kerangka preservasi rumah gadang untuk melindungi nilai fungsi ruang di dalamnya. Secara personal, alasan Rexha memilih topik ini adalah karena latar belakangnya sebagai interior designer yang memiliki ketertarikan pada topik ruang dan budaya.
“Menurut saya, hubungan ruang dan budaya itu terkait pemikiran masyarakat dari masa ke masa, bagaimana perkembangan zaman memengaruhi pola interaksi dan kehidupan mereka. Perkembangan zaman itu sendiri dapat dilihat dari artefak serta objek ruang dan budayanya,” ujar Rexha.
Alasan lain adalah karena Rexha merupakan asli Minangkabau sehingga ia ingin menggali lebih dalam tentang budaya Minangkabau terutama dari segi arsitekturnya. Selain itu, kawasan ini memang sedang dikembangkan oleh pemerintah sehingga hasil penelitian yang ditemukan diharapkan dapat berguna bagi para pemangku kebijakan. Di akhir sesi wawancara, Rexha menjelaskan bahwa idealnya nilai simbolisme rumah gadang harus tetap dipertahankan di samping fungsi tambahannya sebagai homestay yang mendukung sektor pariwisata.
Reporter: Hanifa Juliana (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2020)