Tim Ayaskara Nawang Juara 2 Pengembangan Flight Controller KRTI 2023
Oleh Anggun Nindita
Editor Vera Citra Utami
BANDUNG, itb.ac.id— Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Aksantara, berhasil menorehkan prestasi gemilang. Tahun ini, UKM yang mewadahi para anggotanya untuk penelitian dan pengembangan pesawat nirawak ini berhasil menggaet prestasi di ajang Unmanned Aerial Vehicle (UAV) paling prestisius di Indonesia, yakni Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2023.
Salah satu tim dari Aksantara, yakni Tim Ayaskara Nawang sukses menyabet juara 2 dalam kategori Technology Flight Controller Development (TDFC).
Salah satu anggota tim, yakni Fathiya Amani (Teknik Elektro, 21), mengatakan flight controller (FC) merupakan otak untuk mengontrol UAV. “Fitur utama yang kami tonjolkan tahun ini adalah modularitas yang terdiri dari beberapa subsistem, yaitu microcontroller unit board sebagai main board, navigation board yang terdiri dari triple modularity sensor, dan storage module board untuk real time data logging. Sistem yang kami buat ini bernama Antares FC,” ujarnya.
Selain ukuran yang bisa lebih kecil dengan fitur yang lebih canggih, modularitas ini membuat Antares FC lebih adjustable dan mudah dikembangkan. Triple modularity pada internal sensor yang terdiri dari IMU, barometer, dan kompas tersebut, mampu meningkatkan akurasi dari data yang didapatkan dan dapat menjadi cadangan apabila salah satu dari ketiga sensor rusak.
“Antares juga menggunakan USB C yang merupakan universal port dan banyak digunakan pada saat ini,” tuturnya.
Ketua Tim Ayaskara Nawang, Muhammad Mumtaz (Sistem dan Teknologi Informasi, 21) menjelaskan terciptanya Antares FC dilatarbelakangi karena sering kali terjadi kerusakan pada sistem elektrik UAV, khususnya FC apabila terjadi kerusakan.
“Oleh karena itu, dibutuhkan FC yang tangguh, fitur yang mumpuni, ukuran yang lebih kecil, namun tetap terjangkau dan mampu menerbangkan berbagai macam jenis UAV,” ungkapnya.
Selain itu, anggota lainnya yakni Sinekar Lintang mengungkapkan Antares dari segi firmware sudah bisa diintegrasikan dengan Mission Planner sebagai Ground Control software-nya.
“Kami sudah bisa menerbangkan UAV yang dikonfigurasikan antara quadcopter dan fixed wing. Untuk quadcopter, Antares bisa diterbangkan dengan mode stabilize dan altitude hold. Sedangkan untuk fixed wing, Antares bisa diterbangkan mode manual dan attitude hold (Fly by Wire A). Tidak hanya itu, firmware Antares juga dibekali fitur tambahan yang bisa melakukan simulasi hardware-in-the-loop dengan bantuan AirSim simulator,” ujarnya.
Mahasiswi Teknik Elektro 2021 tersebut menambahkan, hingga saat ini untuk mode position hold dan autonomous masih dalam proses pengujian dan pengembangan. Sedangkan untuk mode-mode lain yang sudah teruji, juga akan terus dilakukan pengembangan dan optimalisasi.
Tim yang beranggotakan 23 orang ini, telah melakukan pengembangan terhitung sejak awal bulan Juli jingga pertengahan bulan September. Keberhasilan ini tak lepas dari bimbingan Anggera Bayuwindra, S.T., M.T., Ph.D., yang memberikan saran mengenai sistem kontrol Antares.
Demonstrasi berjalan dengan baik dan mereka berhasil menampilkan semua fitur yang ditawarkan menggunakan wahana fixed wing dan quadcopter. Kegiatan dilangsungkan pada 22-27 September 2023 di Lampung.
“Semoga inovasi ini bisa dikomersialkan dan dikecap manfaatnya oleh khalayak umum. Targetnya, kami ingin membawa Antares mengudara di kompetisi internasional dan menjadi juara 1 pada ajang KRTI 2024,” ungkap Mumtaz.
Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)