Mahasiswa Oseanografi ITB Boyong 4 Medali di Ajang Tri Gantha Akusara Swimming Championship
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Fikri Adityawan (Oseanografi ‘20), merupakan satu-satunya delegasi Unit Renang dan Polo Air (URPA) ITB dalam perhelatan Tri Gantha Akusara Swimming Championship. Kompetisi tahunan tingkat Jawa dan Bali tersebut digagas atas kolaborasi antara tiga UKM renang dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Empat medali yang berhasil dikantongi Fikri, yakni 1 emas pada kategori 50 m Gaya Dada Putra, 2 perak pada kategori 50 m Gaya Bebas Putra dan 100 m Gaya Bebas Putra, serta 1 perunggu pada kategori 100 m Gaya Dada Putra.
Kepiawaiannya dalam berenang sudah mulai dibentuk sejak SD. Ia mengikuti les renang atas dorongan dari orang tua. Fikri pertama kali menapaki karier sebagai atlet profesional di kelas 5 SD dengan mengikuti klub renang. Saat kelas 6 SD, Fikri mencicipi kompetisi pertamanya di tingkat provinsi. Namun, kesibukan sebagai atlet hanya bertahan sampai kelas 11 SMA karena minimnya dukungan dari sekolah.
“Ini adalah kali pertama saya berkompetisi lagi setelah beberapa tahun vakum. Saya bersyukur dan senang karena bisa memanfaatkan fasilitas Sarana Olahraga Ganesha (Saraga) yang sangat lengkap, sesuai standar, dan nyaman untuk tempat berlatih. Selain itu, saya juga mendapat dukungan penuh dari rekan-rekan URPA ITB,” ungkapnya.
Kesempatan untuk bisa mengunjungi Kota Gudeg menjadi motivasi terbesarnya dalam kejuaraan kali ini. Kegiatan tersebut memang digelar di Kolam Renang FK UNY Kuningan, Sleman, Yogyakarta pada 6-7 Agustus yang lalu. “Karena diniatkan untuk jalan-jalan, saya bisa menikmati kompetisi dan tidak tertekan sama sekali. Saya memang mencintai olahraga renang, tapi sekarang fokus utamanya bukan lagi untuk menjadi atlet,” tegas Fikri.
Persiapan yang matang telah dilakoni Fikri sebulan penuh sebelum pertandingan dilangsungkan. Ia biasa berlatih di kolam renang Saraga. Pada minggu pertama, Fikri hanya berenang biasa tanpa ada target kecepatan. Rata-rata ia menempuh 2 km per harinya. Di minggu ke-2 dan ke-3, ia mulai melakukan latihan interval menggunakan target waktu untuk melatih daya tahan. Sementara latihan kecepatan baru difokuskan di minggu terakhir.
Ia selalu berlatih pada pukul 14.00-17.00 tiap harinya. Pemilihan waktu tersebut dilakukan saat udara Bandung tengah terik-teriknya. Kepada Reporter Humas ITB, Fikri mengaku bahwa ia tidak tahan dengan air dingin.
“Dari dulu orang-orang selalu meminta saya untuk beradaptasi. Meskipun sudah bertahun-tahun berkawan dengan air, saya tetap mudah menggigil. Kalau sudah tidak tahan dengan dingin, biasanya saya naik ke pinggir kolam selama 3-5 menit sebelum kembali melanjutkan latihan,” kelakarnya.
Ke depannya, Fikri ingin tetap mengharumkan nama ITB lewat kejuaraan renang, membukukan catatan waktu tempuh yang lebih baik, dan kembali mengungguli perenang jebolan pelatnas. Ia berpesan kepada mahasiswa yang ingin terjun pada ajang olahraga untuk memaksimalkan waktu dan fasilitas kampus, serta menjaga motivasi agar tetap semangat berlatih.
Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)