Mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika ITB Raih Juara 2 pada Ajang Datathon Jabar Georestart 2022

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Datathon Jabar Georestart 2022 merupakan perlombaan tahunan makalah ilmiah yang menggunakan data statistik dan geospasial untuk mengeksplorasi permasalahan dan potensi di Provinsi Jawa Barat. Ajang ini digelar oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat dengan Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh (MAPIN).

Institut Teknologi Bandung menurunkan tim yang diketuai oleh Ismail Al Faruqi, yang beranggotakan Like Hana Purba, Muhammad Asa, Arvin Rafi Muhammad, dan Izzuddin M. Hisyam (GD 19). Kelimanya tergabung dalam Irrigation Team yang berfokus pada masalah agrokomplek.

Di bawah bimbingan Dr. Eng. Anjar Dimara Sakti, S.T., M.Sc., mereka membahas mengenai penentuan waktu irigasi terbaik melalui analisis kelembaban tanah dengan praktik pemberian air irigasi sawah menggunakan penginderaan jauh di Kabupaten Indramayu. Mail menyatakan bahwa timnya menjadikan Kabupaten Indramayu sebagai daerah kajian yang merupakan daerah penghasil padi terbesar di Indonesia sehingga berpotensi dijadikan contoh untuk pertanian padi di kawasan lain. Selain itu, Kabupaten tersebut terpilih untuk mendapatkan proyek strategis nasional untuk modernisasi jaringan irigasi.


“Kesimpulan dari makalah kami, bahwa tiga parameter penginderaan jauh mampu memberikan gambaran dalam penentuan waktu skema praktik pemberian air irigasi dengan empat skenario, yakni kondisi air tercukupi, irigasi putus-putus, irigasi mutlak, dan masa palawija,” tuturnya.

Lomba ini diselenggarakan tingkat nasional, namun cakupan area studinya berada di Jawa Barat dan masih termasuk dalam rangkaian kegiatan Satu Data Jabar Award. Tim ini berhasil mengungguli lebih dari 90 tim lainnya Mereka mengandalkan software QGIS dan Google Earth Engine untuk pengolahan citra satelit Landsat 8.

“Sistem lombanya dimulai dari pengumpulan judul makalah riset dan diikuti pengumpulan full paper yang sudah bergulir sejak Juli hingga September 2022. Final diikuti oleh 10 tim terbaik dan dilakukan presentasi luring serta pembuatan poster riset,” kata Like.

Menurut Mail, mengikuti kompetisi ini seperti jalan akselerasi karena bisa menyalurkan inovasi segar dan proyek-proyek baru yang linier dengan ilmu yang ia tekuni bersama rekan-rekannya di bangku perkuliahan. “Jangan takut untuk aktif di kegiatan perlombaan karena akan menambah banyak wawasan baru, relasi, dan keuntungan lainnya yang di luar dugaan. Ide-ide gila mahasiswa sangat ditunggu oleh para pemangku kebijakan daerah untuk membantu mengurai permasalahan yang ada,” pesannya di akhir wawancara.

Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)