Melestarikan Tanaman Teh dengan Pengolahan dan Diversifikasi

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami


BANDUNG, itb.ac.id–Teknologi Pascapanen dari SITH menggelar kuliah tamu sebagai mata kuliah pilihan jurusan bertajuk “Pengolahan dan Diversifikasi Teh” dengan Ir. Eko Pranoto, M.P. selaku manajer pusat penelitian teh dan kina sebagai dosen tamu sekaligus narasumber. Acara ini dimoderatori Dr. Asep Hidayat dan Dr. Mustika Dewi sekaligus dosen pengampu, Senin (20/9/2021)

Teh adalah hasil olahan yang berasal dari pucuk daun C. Sinensis yang berupa perdu. Tetapi ada juga teh yang tergolong dalam Assamica yang berupa pohon. Pada umumnya, kandungan polifenol pada tanaman teh asam lebih banyak dari sinensis. Setiap jenis teh mempunyai manfaat spesifik dengan kandungan katekin yang beragam sebagai antioksidan.

“Kata kuncinya, minumlah teh yang benar-benar teh,” ujar Eko.

Bahan baku daun pucuk menentukan 70-80 persen hasil olahan pabrik. Maka dari itu pucuk harus benar-benar diperhatikan kualitas dan proses pengolahannya.

Pucuk daun teh akan diolah dalam beberapa tahapan, seperti tahap pelayuan, penggilingan, sortasi basah dan kering, fermentasi, dan pengeringan. Proses pengolahan tersebut yang membedakan jenis teh dari produk yang dihasilkan, baik dari segi kualitas maupun warna yang dihasilkan ketika diseduh. Semakin gelap warna teh, menandakan semakin lama fermentasi (oksidasi enzimatis) yang dilakukan selama proses pengolahan.

Tak hanya pucuknya, ternyata komponen lain dari tanaman teh; batang, kayu, dan biji, dapat dimanfaatkan pula menjadi produk yang lain, seperti: kosmetik, kue, bercampur dengan serbuk lain, diekstrak, dan bermacam makanan dengan rasa teh.

Faktor yang memengaruhi produksi pada kebun adalah cara pemanenan, pengendalian OPT, klon, kondisi lahan yang digunakan, dan pemupukan.
Kadar polifenol dalam teh produksi Indonesia lebih tinggi jika dibandingkan dengan teh luar negeri. Maka dari itu, seharusnya Indonesia dapat nilai pemasaran produk olahan tanaman teh lebih baik dari produksi luar negeri.

Akan tetapi, pada kenyataannya kelestarian industri teh nasional saat ini sedang terancam. Hal tersebut terjadi salah satunya karena biaya operasional yang semakin meningkat, serta strategi pemasaran produk hasil olahan teh yang belum cukup baik sehingga pabrik teh merugi.

Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi produk hasil olahan tanaman teh, meningkatkan kualitas pra-pengolahan dan pascapanen, serta meningkatkan strategi pemasaran produk olahan teh.

Reporter: Najma Shafiya (Teknologi Pascapanen, 2020)