Berguru kepada Sang Penerobos

Oleh danar

Editor danar

BANDUNG – itb.ac.id. Jumat (16/5) Dr. Rizal Ramli memberikan Kuliah Umum Akhir Semester dengan mengangkat tema “Percepatan Deindustrialisasi vs Strategi Industrialisasi dengan Nilai Tambah”. Kuliah Umum ini diadakan oleh STEI ITB di Aula Timur. Acara dibuka dengan sambutan dari Wakil Rektor Senior Bidang Akademik, Prof Dr. Adang Surachman lalu dilanjutkan dengan pemutaran film pendek berisi profil pembicara yang bertajuk “Dr. Rizal Ramli, Sang Penerobos”. Film pendek tersebut bercerita mengenai sepak terjang Rizal Ramli di pergulatan politik dan pemerintahan Indonesia. Dipandu oleh Dekan STEI, Prof. Adang Suwandi, Rizal menekankan bahwa bangsa Indonesia harus berjuang dengan kemampuan sendiri untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia. Kita sendiri yang harus menentukan sikap dan langkah untuk maju, termasuk dalam bidang industri. Tidak seharusnya bangsa ini bergantung pada bantuan asing. “Pinjaman asing itu bukan murni untuk menyelamatkan ekonomi kita melainkan untuk menyelamatkan bank-bank asing!” tegas Ramli. Rizal Ramli juga menyinggung permasalahan kenaikan harga BBM. Menurut Mantan Menko Perekonomian ini, ada beberapa cara lain untuk menyelamatkan anggaran negara, yaitu dengan mengurangi subsidi kapital ke bank, melakukan devaluasi atau menurunkan nilai mata uang secara sengaja untuk mempermurah harga jual barang ekspor dan menaikkan harga jual barang impor sehingga produksi dalam negeri terlindungi. “Masalahnya, selama ini Kita dicekoki bahwa presiden yang baik adalah presiden yang mampu mempertahankan atau bahkan menguatkan nilai mata uang. Padahal baik buruknya kinerja presiden seharusnya dilihat dari ketersediaan lapangan kerja dan seberapa banyak rakyat yang memperoleh pekerjaan” tambahnya. Selain dua hal itu, beliau juga menyarankan penguatan machinery industry. Jadi bukan sekadar industri pengolahan bahan baku dengan membeli mesin dari luar negeri melainkan membuat mesin sendiri untuk mendukung proses produksi. Masih berkaitan dengan bagaimana mempercepat industrialisasi, Mantan Ketua Bulog di jaman Gus Dur ini secara tegas mengatakan bahwa pemerintah tidak boleh memiliki mental mahasiswa kos-kosan, yaitu mental berhutang dan menjual apa yang ada saat kehabisan uang. Pemerintah harus memiliki visi industrialisasi dan hal ini tidak boleh diserahkan ke mekanisme pasar. “Kita ini pasti bisa melakukan industri! Syaratnya, kita tidak boleh hanya berpikir sebagai engineer tetapi pertimbangkan juga manajemen dan pembiayaan serta tentu saja tidak boleh melupakan team work. ITB harus menjadi ujung tombak perubahan!” tandas Rizal.