Melihat Kegiatan Pengembangan Masyarakat, Mahasiswa UiTM Malaysia Kunjungi Desa Sukahayu Binaan SITH

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


SUMEDANG, itb.ac.id—Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB bersama dengan 10 orang mahasiswa International Students Mobility Program (I-ASEP 2.0) 2023 dari Universitas Teknologi MARA (UiTM) Cawangan Pulau Pinang, Kampus Permatang Pauh, berkunjung ke salah satu desa binaan SITH ITB pada Selasa (27/6/2023).

Desa Sukahayu merupakan sebuah desa binaan SITH ITB yang terletak di wilayah Kecamatan Rancakalong, Sumedang. Beberapa waktu lalu, para dosen SITH ITB yang dipimpin oleh Dr. Mia Rosmiati telah melakukan berbagai kegiatan pengabdian masyarakat guna pengembangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Salah satu kegiatannya adalah pemanfaatan lahan pekarangan skala rumah tangga. Saat ini, terhitung sudah ada 21 anggota aktif Kelompok Wanita Tani (KWT) yang mampu mengolah hasil pertanian yang berkesinambungan.

Kunjungan ini dilakukan sebagai bentuk upaya SITH ITB dalam mengenalkan pengaplikasian program pengabdian masyarakat serta menjadi ajang bertukar ilmu dengan pihak UiTM. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh beberapa figur signifikan setempat, seperti Pak Ili selaku Camat Rancakalong, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), Beberapa Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dan para Kelompok Wanita Tani (KWT) Kemuning.

“Kolaborasi antara ITB dengan Kecamatan Rancakalong merupakan sebuah inkubator pembelajaran yang dapat digunakan oleh para dosen dan mahasiswa. Harapannya, kunjungan ini juga dapat menumbuhkan bibit kolaborasi internasional untuk mengembangkan desa ini serta mempererat tali silaturahmi,” ungkap Dr. Mia dalam sambutannya.

Maya Fitriyanti, Ph.D., juga berharap, “Semoga kunjungan kami ini dapat menjadi sarana sharing knowledge atas aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sukahati sehingga para mahasiswa dapat belajar serta mendapatkan ide pelatihan untuk ke depannya.”

Tidak hanya menjadi ajang transfer pengetahuan, para mahasiswa juga dikenalkan dengan makanan khas dan tradisional Desa Sukahati seperti dodol labu, ulen ketan goreng, rengginang, lotek, lalapan, dan produk olahan lainnya. Para mahasiswa juga berkesempatan untuk mencoba madu alami dari peternakan lebah Trigona drescheri yang dibudidayakan oleh masyarakat setempat.

Selanjutnya, kepala KWT Kemuning, Lula menceritakan asal mula terbentuknya KWT Kemuning, yang bermula dari kesamaan hobi masyarakat setempat untuk bercocok tanam namun masih terkendala dalam segi keilmuan dan peralatan. Maka dari itu, beberapa wanita tani serta ibu rumah tangga Desa Sukahayu mulai mengajukan pembinaan ke para PPL untuk mengajarkan cara menanam yang baik agar dapat menghasilkan panen yang cukup untuk kehidupan sehari-hari. Para dosen ITB juga terlibat aktif dalam membantu masyarakat dalam hal keilmuan serta membantu menyediakan peralatan. Terhitung hingga hari ini, hampir 99% masyarakat setempat sudah memiliki teras hijau di depan rumahnya hingga beberapa hasil panennya juga sudah dapat disumbangkan ke balita stunting dan wanita hamil.

Maka dari itu, Desa Sukahayu sangatlah terbuka akan bimbingan serta kolaborasi dari ITB serta UiTM untuk upaya pengenalan program-program baru yang dapat meningkatkan nilai tambah dan memberikan manfaat positif bagi masyarakat di Kecamatan Rancakalong.

Setelah itu, Syira selaku perwakilan mahasiswa I-ASEP 2.0 UiTM juga menjelaskan keterbaruan yang telah mereka aplikasikan dalam membangun Midory Farm, sebuah organisasi berbasis agribisnis yang dikelola oleh para mahasiswa. Mereka menjelaskan bahwa untuk meningkatkan hasil panen, dapat digunakan sistem akuaponik, kombinasi hidroponik dengan akuakultur, dengan memanfaatkan kotoran ikan nila merah yang telah melalui filtrasi sebagai nutrisi untuk pertumbuhan sayuran selada serta pohon tin (Ficus carica L.). Nantinya, limbah dari pohon tin dapat digunakan kembali sebagai pupuk.

Sesi trasnfer pengetahuan ini disambut positif oleh para KWT dan masyarakat desa Sukahayu kemudian diakhiri dengan berfoto bersama. Diharapkan dengan adanya kunjungan ini, dapat dijadikan sarana kolaborasi teknologi dan ilmu pengetahuan antara UiTM dengan SITH ITB dalam upaya pengembangan masyarakat.

Reporter: Aurelia Villi (Rekayasa Pertanian, 2021)

Foto: Aurelia Villi