Memahami Konsep Human Metalearning Bagi Para Pendidik
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id-Ceramah Ilmiah mengenai Human MetaLearning dilaksanakan khusus untuk para dosen ITB dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional. Pada 6 Mei 2021 Anshari Al Ghaniyy sebagai MC membuka Webinar yang dilaksanakan pada pukul 13.00-15.00 WIB. Webinar dengan pembicara Lyra Puspa ini dihadiri oleh para dosen ITB dari berbagai fakultas/sekolah.
Webinar dibuka dengan kata sambutan dari Wakil Rektor ITB Bidang Sumber Daya Dr. Ir. Gusti Ayu Putri Saptawati, M.Com. Dalam sambutannya, ia menyampaikan betapa pentingnya kesadaran dalam pembelajaran serta kepekaan dari para pendidik.
“Tanpa kesadaran yang penuh, suatu kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan maksimal dan banyak hal yang akan terlewat. Sebagai pendidik harus terbuka pada segala hal yang tidak terduga,” ujarnya
Selain itu, Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring, M.Eng., selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan juga memberikan kata-kata pembuka. Ia menyampaikan pada era ini, muncul tantangan baru yang membutuhkan kesiapan, khususnya bagi para dosen yang sedang mempersiapkan insan-insan akademis. Selain itu, Prof. Jaka juga membagikan hal-hal yang perlu dikuasai untuk menghadapi tantangan tersebut.
“Kemendikbud telah mengeluarkan hal-hal yang perlu dikuasi pada abad ke-21 yaitu cara berpikir yang kreatif, inovatif, dan kritis. Memiliki keahlian dalam menyelesaikan masalah, pembuatan keputusan, serta learning,” jelasnya.
Memahami Human MetaLearning
Lyra Puspa sebagai President of Vanaya & Co. mengatakan, Human MetaLearning adalah suatu proses pembelajaran yang berfokus pada manusianya, sehingga diharapkan dapat menghasilkan proses pembelajaran yang efektif yang tidak hanya berhenti pada proses memahami namun dapat berlanjut ke proses pembentukan karakter.
Dalam penjelasannya, pendidik atau para dosen harus bisa berperan sebagai coach bagi para mahasiswanya. Para dosen harus bisa membangkitkan kesadaran dari dalam diri mahasiswa sehingga dapat menghasilkan karakter yang permanen. Pendidik harus bisa menciptakan suasana belajar yang tidak hanya berfokus kepada pemahaman namun lebih dari itu, seperti melibatkan analisis, pemecahan masalah yang dapat membuat keahlian dari mahasiswa tersebut meningkat.
Sebagai pendidik, menurutnya, kita bukan hanya bisa memberikan ilmu, namun harus bisa menjadi seorang mentor yang memberikan hikmat, harus bisa menjadi panutan dalam memberikan contoh, dan harus bisa membangkitkan kesadaran. “Learning about how we learn as human,” ujarnya.
Reporter: Tarisa Putri (Teknik Kimia, 2019)