Membangun Jaringan di Era Globalisasi

Oleh prita

Editor prita

BANDUNG, itb.ac.id - Manusia adalah makhluk sosial. Manusia memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Fakta-fakta tersebut mendorong terjadinya interaksi yang dalam skala besar membentuk jaringan. Pada dunia global saat ini, jaringan semakin berkembang luas menembus batas ruang dan waktu. Apa, mengapa, dan bagaimana membentuk jaringan dibahas habis-habisan oleh Ramalis Subandi, Yu Sing, M. Ridwan Kamil, dan Dr. Woerjantari Soedarsono dalam talkshow bertema "Networking" di  Labtek IXB Gedung Arsitektur ITB.
Networking atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll. Perubahan konteks penghidupan dan keterbatasan individu merupakan alasan dari mengapa membangun jaringan menjadi sangat penting.Ramalis Subandi, periset di Departemen Pekerjaan Umum, mengemukakan beberapa cara membangun jaringan. Pertama adalah mengenal diri sendiri. Hal tersebut dilakukan dengan cara menentujukan tujuan hidup, kapasitas diri, positioning atau belajar menempatkan diri, dan mengenali network terdekat. Network terdekat memegang peranan krusial karena orang-orang tersebut yang paling dapat diandalkan, karenanya haruslah dijaga dan dilindungi. Keempat hal ini menurut beliau sangatlah penting untuk menjadi dasar dalam membangun jaringan.  

Kedua, membangun kompetensi yang berdasar pada keilmuan, pengalaman dan record. Kompetensi merupakan modal utama yang dapat membawa diri ke dalam atau membentuk jaringan besar. Dengan kompetensi, seseorang tidak perlu menjadi "gaul" untuk dapat memiliki banyak koneksi. Ramalis mencontohkannya dengan seorang ahli penuang teh dari Cina. Meskipun bisu, namun keahlian membawanya mendunia.

Ketiga adalah membangun kepercayaan. Memelihara hubungan, komitmen, dan kredibilitas adalah cara-caranya. Dan terakhir adalah konteks. Maksudnya yaitu menetapkan koridor bagi setiap jaringan yang dibangun dan menjaga koridor tersebut. Untuk menjaga koridor jaringan sendiri diperlukan sebuh strategi dan benchmark yang baik.

Banyak orang membangun jaringan melalui pertemanan. Pada masa kini, berbagai media mendukung terbentuknya jaringan yang amat luas. Lihat saja salah satu contohnya yaitu situs-situs yang menyediakan layanan jaringan hingga ke seluruh dunia, seperti yahoo, google, facebook, plurk, twitter dan lainnya. Berbagai kemudahan akses mulai dari telepon hingga mobile internet mendukung terbentuknya vast networking.


Pentingnya jaringan

"Ilmu yang sesungguhnya itu berada di luar, tidak di buku..." demikian kutipan dari Ramalis Subandi.

Selain dua alasan yang disebutkan di awal, membangun jaringan menjadi amat penting untuk mewujudkan cita-cita dan mempermudah penyelesaian hal-hal yang tidak dapat kita selesaikan sendiri. Membangun jaringan sesungguhnya juga merupakan salah satu cara belajar karena banyaknya interaksi seharusnya dapat menambah ilmu.

M.Ridwan Kamil, arsitek yang memiliki biro Urbane dan aktif di berbagai proyek kreatif, membagi pengalamannya dalam membangun jaringan. Sedari kecil hingga kuliah, arsitek urban yang akrab disapa emil ini harus hidup pas-pasan. Namun ketika akhirnya beliau mendapat beasiswa pascasarjana ke Amerika, beliau mulai berinisiatif membangun jaringan. Jaringan tersebut menurut beliau bermanfaat salah satunya untuk mempromosikan keahliannya. Saat ini, beliau dikenal sebagai arsitek yang memiliki jaringan luas dari kalangan profesional, seniman, hingga selebritis. Beliau juga menjadi peraih IYCE award 2006.

Sebelum memasuki suatu jaringan, hendaknya kita mengetahui dulu sifat dan karakter jaringan tersebut. Sebaiknya tidak memasuki jaringan yang dari awal tidak sesuai dengan prinsip hidup kita, karena hanya akan membawa konflik.

Yang tak kalah penting lagi yaitu menjaga jaringan. Caranya antara lain dengan kerendahhatian dan komitmen. Apabila suatu saat kita tidak lagi dapat terlibat aktif dengan suatu jaringa, tetaplah jaga hubungan baik dan jangan ditinggalkan karena mungkin akan bermanfaat di kemudian hari. Salah satu tips memilih jaringan menurut Ridwan Kamil yaitu masukilah jaringan sesuai dengan tujuan, harapan, atau keinginan kita.

Aktif atau pasif?

Pertanyaan yang muncul kemudian, haruskah seseorang aktif berteman dan berinteraksi dengan orang agar dapat membangun jaringan luas?

Yu Sing, arsitek yang terkenal dengan program arsitektur untuk masyarakat, memilih cara yang berbeda dalam membentuk jaringan. Yu Sing yang cenderung pendiam bukanlah orang yang senang bergaul dengan banyak sekali orang. Yu Sing memilih mengandalkan kompetensinya dan membentuk jaringan sesuai kebutuhan serta tujuan. Yu Sing mencontohkan jaringan yang beliau bangun ketika merencanakan proyek rumah murah. Beliau membangun jaringan dengan mengumpulkan sendiri orang-orang yang tertarik dengan idenya. Hal tersebut memang sulit, namun ketika banyak orang telah mengetahui kompetensi yang dimilikinya, order dan tawaran bantuan pun bermunculan.

Dr. Woerjantari mengatakan bahwa aktif atau pasifnya seseorang sama-sama berpeluang memiliki jaringan luas. Beliau menceritakan pengalaman dua orang mantan mahasiswanya. Yang satu berkepribadian ekstrovert dan pandai bergaul, sementara satunya cenderung pendiam. Keduanya memiliki kompetensi sama. Saat ini, keduanya sukses memiliki jaringan yang luas, namun berbeda karakter. Orang yang pertama memiliki jaringan yang cenderung privat, yang terbentuk karena kesenangannya bergaul. Sementara yang kedua juga berhasil karena mengikuti organisasi-organisasi yang terhubung ke jaringan yang luas. Jadi, sifat dasar seseorang tidaklah mempengaruhi, namun yang terpenting adalah kompetensi yang dimiliki.

Talkshow networking ini dipandu oleh Dr. Woerjantari, kepala program studi Magister Arsitektur. Talkshow diadakan pada Sabtu (22/8) sebagai rangkaian diklat anggota Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma ITB, dan bertempat di Ruang 6101 Gedung Arsitektur ITB. Talkshow bertujuan memberi pemahaman pada peserta tentang pentingnya membentuk jaringan.