Punten Tamansari: Persiapkan Masyarakat Hadapi Tantangan Global lewat Kolaborasi

Oleh Annisa Mienda

Editor Annisa Mienda

BANDUNG, itb.ac.id-Seiring dengan perkembangan zaman, tak dapat dipungkiri bahwa globalisasi semakin merasuki kehidupan masyarakat dunia. Cepatnya aliran informasi dan melesatnya perkembangan teknologi mau tak mau memaksa masyarakat untuk "berlari" mengejar perkembangan dunia agar tak tertinggal. Di era ini, pemenang adalah mereka yang mampu mengembangkan dirinya sehingga dapat unggul dalam berbagai sektor. Sedangkan, sisanya yang hanya diam sebagai penonton akan tertinggal semakin jauh dan menjadi pasar empuk bagi mereka yang menguasai teknologi.


 

Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa ITB merasa perlu adanya gerakan yang membangun kesadaran masyarakat, khususnya warga Kota Bandung, dalam menghadapi tantangan global. Lewat gerakan berjudul "Punten Tamansari", mahasiswa bersama warga Tamansari bahu-membahu mempersiapkan diri guna menghadapi tantangan tersebut. "Masalah dalam mengahadapi tantangan global terletak pada masing-masing individu. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran tiap orang untuk memahami perannya dalam menghadapi globalisasi," ujar Setyaki Sholata Sya (Teknik Elektro 2010) selaku Ketua Pelaksana kegiatan.

Sesuai judulnya, daerah yang dipilih tempat berlangsungnya kegiatan adalah Tamansari, mulai dari Universitas Islam Bandung (UNISBA) hingga Kebun Binatang. Tamansari dipilih karena diyakini memiliki banyak potensi, dekat dengan Kampus ITB, serta memiliki kearifan lokal. "Tamansari memiliki beragam potensi yang dapat dikembangkan," tutur Setyaki. "Beda gang saja potensinya sudah beda. Contohnya, RT 08 memiliki potensi besar di bidang kesundaan, RW 13 terkenal dengan kekayaan airnya, dan RW 14 sudah maju di bidang pengelolaan sampah dan kerajinan tangan," imbuhnya. Lewat gerakan ini, Tamansari akan dibentuk menjadi Kampung Kreatif sehingga aspek kehidupan masyarakatnya, termasuk ekonomi, dapat meningkat.

Gerakan yang berlangsung di bulan Februari hingga Maret 2014 ini diisi dengan serangkaian kegiatan menarik. Kegiatan pertama, Wisata Sampah Cikapundung: Venice Van Bandung merupakan wisata sungai Cikapundung dengan menjadikan sampah sebagai objek utama sembari mengembangkan segala potensinya. Ada pula ampitheatre apung, suatu  panggung yang mengapung mengikuti aliran air sungai sebagai tempat perhelatan acara para warga. Pemukiman di Tamansari pun akan dipercantik dengan dibentuknya Gang Kreatif serta Mural Tamansari. Di sektor perekonomian, kegiatan usaha yang ada di Tamansari akan dipetakan dalam Infografis Geoportal. Para pelaku usaha di Tamansari nantinya akan dipertemukan dengan pemodal dan calon pengunjung melalui Pasar Digital Tamansari. Sedangkan di sektor kebudayaan, potensi, sejarah, dan budaya lokal yang dimiliki Tamansari akan dipublikasikan ke khalayak melalui teknologi QR Code dan jaringan internet. Tamansari kemudian akan diperkenalkan kepada masyarakat melalui kegiatan Branding Tamansari, dimana daerah ini didelegasikan sebagai kampung wisata lengkap dengan logo dan maskotnya. Semua kegiatan tersebut dilakukan bersama-sama oleh masyarakat dan mahasiswa.

Globalisasi dan Dehumanisasi

Lantas, bagaimanakah Punten Tamansari mempersiapkan masyarakat agar dapat menghadapi tantangan global? Andi Bhatara (Seni Murni 2010) selaku Ketua Acara memiliki segudang konsep dan filosofi mengenai hal tersebut. Menurutnya, globalisasi telah menyebabkan dehumanisasi, dimana manusia tidak dapat merasakan fitrah dan menjalankan fungsinya sebagai manusia sejati. "Pola kehidupan masyarakat sekarang serba praktis. Perkembangan teknologi telah membuat kehidupan mereka menjadi mudah. Akan tetapi, hal tersebut dapat menyebabkan mereka tidak mau mengembangkan ide dan pikiran karena semua teknologi serba ada, sudah tinggal pakai," tutur Andi. Oleh karena itu, menurut Andi, masyarakat seharusnya diikutsertakan sebagai subjek dalam menghadapi globalisasi.

Mengikutsertakan masyarakat sebagai subjek berarti melibatkan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan. Dengan begitu, masyarakat tak hanya memperoleh suatu hasil akhir, tapi juga ikut terlibat dalam prosesnya. Konsep inilah yang diterapkan gerakan Punten Tamansari. Gerakan ini akan mengajak masyarakat untuk ikut merasakan proses melalui serangkaian kegiatan yang dilakukan bersama. "Dengan demikian, akan terbentuk suatu pola hidup baru yang lebih baik dan timbul gairah berpikir untuk menciptakan sesuatu yang baru", tutur Andi. "Selain itu, melalui kegiatan ini, diharapkan semua elemen dapat tersadarkan secara individu dan senantiasa bekerja sama untuk membantu orang lain," imbuhnya menutup wawancara.

Sumber Gambar: Dokumentasi Panitia Punten Tamansari
 


scan for download