Membangun Jembatan Budaya: Kolaborasi ITB dan UniKL dalam Motion Graphics
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB) bekerja sama dengan Universiti Kuala Lumpur (UniKL) menyelenggarakan Crossing Border through Virtual Stories: Intercultural Narratives with Motion Graphics, pada Rabu (28/2/2024) di Center for Art, Design, and Language (CADL), ITB Kampus Ganesha, Bandung.
Ajang ini merupakan kolaborasi dari ITB dan UniKL dalam bidang seni. Agenda tersebut dibuka oleh Banung Grahita, S.Ds., M.Ds., Ph.D., dari Kelompok Keahlian (KK) Komunikasi Visual dan Multimedia sebagai Ketua Pelaksana. Program kolaborasi ini menciptakan diskusi keunikan dan kekayaan budaya Indonesia dan Malaysia yang disajikan dalam karya motion graphics visual.
Menurutnya, setiap tim membawakan karya kolaboratif yang menarik dan inspiratif, yang terkait dengan dua negara serumpun ini. Setiap karya yang dibuat memiliki nilai dan keunikan akan kesamaan dari budaya yang dimiliki oleh Indonesia dan Malaysia.
Kolaborasi karya yang dibawakan memiliki beragam tema budaya seperti makanan tradisional, cerita rakyat, batik, dan mitos di Indonesia dan Malaysia.
"Setiap karya yang dibuat sangat menarik dan membuat kita dapat mempelajari dan mengerti dari perbedaan budaya yang dapat dikolaborasikan menjadi hal yang baik," ujarnya.
Head of Visual Communication and Multimedia Research Group, Dr. Riama Maslan Sihombing, M.Sn., juga memberikan respons yang positif terhadap ajang ini. Dia mengatakan bahwa agenda tersebut dapat menjadi jembatan perbedaan budaya dari kedua negara."
"Jembatan kolaborasi ini membuat munculnya kata simbiosis antarnegara dalam perpaduan budaya dan teknologi," paparnya.
Sementara itu, perwakilan dari UniKL, Prof. Dr. Dahlan bin Abdul Ghani, mengucapkan terima kasihnya karena dapat melakukan kolaborasi dengan FSRD ITB. Dia mengungkapkan tujuan dari kegiatan ini untuk menggabungkan kedua negara dalam menghasilkan aplikasi motion graphics yang mendidik dan memberi kesegaran visual.
Menurutnya, Indonesia dan Malaysia memiliki kekayaan budaya yang kuat dan perlu ditunjukkan kepada dunia luar. Karya yang dihasilkan bukan hanya memiliki nilai visual namun sebagai salah satu bentuk komunikasi budaya antarnegara.
“Program yang sangat bermakna dan perlu diteruskan, bisa digabungkan juga dengan institusi lain baik di sekitar Bandung maupun Indonesia dan Malaysia untuk menambah unjuk kekayaan budaya yang dimiliki," ucapnya.
Acara selanjutnya dilanjutkan dengan exhibition dan projects review lima tim yang merupakan gabungan dari mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) ITB dan UniKL-Malaysian Institute of Informastion Technology (MIIT).
Setiap tim menampilkan karya kolaborasi yang telah dikerjakan dari tahap online workshop pada bulan Desember 2023 hingga bulan Februari 2024. Judul-judul karya yang ditampilkan pada exhibition, antara lain Sate Kingdom, Sakti, Kliwon, Asian Warrior, dan Batik.
Setelah kegiatan exhibition dilanjutkan pengisian materi oleh Creative Head of The Fox The Folks, Fadjar Kurnia, S.Ds., yang memiliki pengalaman dalam visual animation dan pernah unjuk karyanya pada kompetisi dunia.
Harapannya kolaborasi ini dapat dilanjutkan dengan cakupan lebih luas dengan negara lain yang masih satu rumpun dengan Indonesia dan Malaysia. Sehingga semakin banyak dan unik perpaduan budaya yang dapat dikolaborasikan.
Reporter: Wiwin Indira Rakhmanisa (Teknik Geodesi dan Geomatika, 2020)