Menangkap Awan dalam Dua Dimensi di Lomba Fotografi Awan
Oleh Amelia Rahma Faustina
Editor Amelia Rahma Faustina
BANDUNG, itb.ac.id - "Indahnya awan di langit, tak perlu kita cari ke tempat yang jauh. Tak perlu ke luar negeri, di sekitar kita pun ada pemandangan awan yang dapat membuat kita terkagum-kagum," ujar Nurinda Saumananda (Meteorologi 2008), selaku ketua panitia Lomba Fotografi Awan. Pameran dan pengumuman pemenang lomba ini diadakan pada Rabu (23/03/11) bersamaan dengan acara talkshow "Adaptasi dan Mitigasi Bencana Meteorologi di Indonesia" yang juga merupakan salah satu rangkaian acara Metday HMME ITB bertempat di Campus Center (CC) Timur Kampus ITB.
Lomba skala nasional tersebut termasuk dalam rangkaian acara Meteorogical Day (Metday) 2011 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Meteorologi "Atmosphaira" (HMME) ITB dalam rangka Hari Meteorologi Sedunia yang jatuh tepat pada tanggal 23 Maret 2011. Lomba Fotografi Awan berlangsung sejak tanggal 15 Februari hingga 13 Maret 2011. Peserta lomba tidak dibatasi umur, mulai dari pelajar hingga masyarakat umum boleh mengikuti lomba ini.
Persyaratan wajib lomba adalah harus menyertakan nama awan jenis awan yang menjadi objek foto dengan panduan nama awan terdapat pada situs resmi rangkaian acara. Hal ini dilakukan karena poin penjurian tahap pertama pada perlombaan adalah kesesuaian awan sebagai objek foto dengan nama yang disertakan. Penjurian tahap pertama dilakukan oleh pihak HMME ITB dengan Dosen Jurusan Meteorologi Drs. Zadrach L. Dupe, M.Si. Kemudian penjurian tahap dua dilakukan oleh Perkumpulan Amatir Foto Bandung yang memang digandeng HMME ITB untuk menilai aspek fotografi.
Dari 344 karya yang masuk, diseleksi hingga 60 besar lalu 13 besar sampai akhirnya mengerucut hingga 5 besar pemenang lomba. Nama peserta langsung digantikan oleh nomor registrasi saat masuk sehingga saat proses penjurian tidak ada unsur kecurangan dan setelah nomor registrasi pemenang terpilih kemudian baru diketahui nama peraih 5 tempat terbaik. Juara pertama lomba diraih oleh Rizki Ersa (Ganesha TV ITB) dengan karyanya yang berjudul "Burst!"
"Harapan kami, dengan keberadaan lomba ini masyarakat menjadi tahu bahwa dengan mengetahui ciri- ciri awan bisa berguna bagi kehidupan sehari- hari. Misalnya saja Cirrus, awan tinggi yang tidak menghasilkan hujan akan berbeda bentuk dengan Cumulonimbus yang membawa hujan", terang Nurinda.
Menarik Minat Turis Asing
Seorang turis asal Perancis, Erika Viel Lamare yang sangat tertarik pada Lomba dan Pameran Foto Awan ini. Erika yang sangat menyukai Kota Bandung berpendapat bahwa lomba tersebut unik dan baru ia temukan di ITB. Ia pun membeli salah satu karya yang berjudul "Setra Duta, Bandung" milik Vincent Angga Gunawan (Farmasi Klinik dan Komunitas 2008).