Acara ini berlangsung meriah dan dihadiri oleh berbagai kalangan, dari mahasiswa sampai masyarakat sekitar. Agenda ini diselenggarakan berangkat dari kesadaran akan besarnya potensi ubi cilembu untuk diinovasikan menjadi produk-produk pangan yang digemari oleh masyarakat.

Rangkaian acara SENUSA tidak hanya diisi oleh pameran beragam inovasi olahan pangan dari ubi cilembu. SENUSA juga menawarkan pre-event berupa konten-konten edukasi yang dibagikan melalui social media Tiktok dan Instagram dalam bentuk poster maupun video.
Konten-konten yang mereka bagikan diantaranya seperti edukasi terkait diversifikasi pangan, jenis-jenis ubi, fakta unik tentang ubi, manfaat kesehatan mengonsumsi ubi, dan tentunya contoh produk hasil inovasi dari ubi.

Produk-produk inovasi ubi yang dipamerkan oleh SENUSA sangat unik dan menarik seperti CUBI (cincau ubi), ES UBI, PIYE UBI (pai berisi krim dari ubi cilembu), dan MASABI (madu stik ubi). Produk-produk tersebut telah melewati berbagai tahap penyempurnaan, dari inisiasi ide produk sampai ke market testing menggunakan metode hedonic test terhadap civitas akademik ITB dan masyarakat umum lainnya. Kegiatan market testing ini juga merupakan bagian dari pre-event mereka, yang dinamakan ‘Petualangan Jejak Ubi’.

“Jadi kita memberikan free sample terus kita minta evaluasi. Sekaligus kita promosikan kegiatan kita. Di sana ternyata masyarakat itu pada senang dan makin penasaran sama produk kita sehingga mau datang ke acara kita” jelas Ketua Pelaksana SENUSA, Ariel Attalla.

Antusiasme pengunjung pameran sangatlah tinggi, dan keramaian semakin terasa saat menjelang siang hari. Rafif (FMIPA 2023), salah satu pengunjung, menyatakan bahwa ketertarikannya untuk datang ke acara SENUSA ini didasari oleh kesukaannya terhadap ubi, sehingga dia ingin mengetahui dan mencicipi produk-produk inovasi pangan dari ubi.

“Meskipun terik gini, aku kasih 9/10 (untuk acara SENUSA),” ujarnya.

Harapannya dengan adanya acara ini, masyarakat sekitar bisa semakin sadar bahwa ubi cilembu tidak kalah menarik bila dibandingkan dengan bahan pokok umum lainnya seperti beras dan gandum (tepung terigu).

Mereka pun berharap bahwa acara ini juga bisa menjadi awal untuk menumbuhkan kesadaran diri mereka masing-masing untuk mau mengolah produk pangan berbasis pangan lokal, sehingga upaya mewujudkan diversifikasi pangan dapat berkelanjutan secara jangka panjang.

Reporter: Muh. Umar Thoriq (Teknik Pangan, 2019)