Mengenali Pengendalian Mutu Pangan pada Industri Makanan

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Kualitas dan mutu dari produk pangan merupakan hal yang sangat penting untuk dikontrol dan dipersiapkan oleh sebuah perusahaan makanan, karena makanan merupakan hal yang bersentuhan langsung dengan tubuh manusia serta dapat memberikan efek yang signifikan terhadap tubuh manusia. Maka dari itu, proses pengendalian mutu pangan pada industri makanan merupakan proses yang sangat penting dan juga kompleks.

Program studi Teknik Pangan, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung (ITB) berkolaborasi dengan PT Mondelez International dalam pertemuan kuliah tamu untuk mata kuliah PG2202 Pengendalian Mutu Pangan pada Kamis (7/4/2022). Pada pertemuan kuliah tamu ini, dijelaskan tentang seluk beluk pengendalian mutu produk pangan di PT Mondelez International. Materi pada pertemuan mata kuliah ini dipaparkan oleh Quality Manager Kraft Ultijaya Indonesia, Mondelez International, Rismanda Putra Wisman.

Proses quality assurance di Mondelez International terdiri dari berbagai tahap yang harus dipenuhi. Mulai dari pemenuhan persyaratan awal atau GMP, lalu berlanjut ke tahap food safety dengan metode Hazard Analysis Critical Control Point, kemudian memasuki tahap quality system dengan sertifikasi ISO 9001, hingga pendekatan kultur dan manajemen dengan quality management pillar. “Selain itu, quality assurance juga berperan dalam setiap tahap dari proses pengembangan produk,” papar Rismanda.

Proses pengembangan produk meliputi berbagai tahap seperti ideasi, perencanaan, pengembangan, purwarupa, peluncuran, kestabilan, dan evaluasi. Pada proses ideasi, diperlukan informasi aspek kualitas dari bakal produk. Kemudian, pada proses perencanaan juga diperlukan rekam jejak isu keamanan dan pemeriksaan persyaratan stakeholder. Pada fase pengembangan, lebih banyak lagi aspek quality assurance yang terlibat seperti failure mode analysis, initial vendor screening, supply chain screening, dan critical to process and quality.

Kemudian, Rismanda juga menjelaskan ketika memasuki tahap purwarupa, perlu dilakukan quality check, baseline specification data, dan review data awal kapabilitas proses. Di tahap peluncuran, quality assurance ikut memperhatikan proses distribusi spesifikasi proses dan produk, performa sistem monitoring, dan pemenuhan SOP standar manufaktur. Terakhir, pada fase kestabilan, quality assurance berperan dalam analisis data performa proses dan produk, analisa input dari konsumen, dan perbaikan secara berkesinambungan.
Dia juga menjelaskan bahwa di perusahaannya, preferensi konsumen juga menjadi salah satu hal yang difokuskan dalam pengendalian mutu produk pangan mereka. Rismanda menjelaskan tentang prinsip manajemen kualitas produk manufaktur.

“Prinsip yang kami pegang teguh adalah tidak menerima defect, tidak memproduksi defect, dan tidak mengirimkan defect. Kondisi yang bebas akan kerusakan dan kecacatan pada produk selalu kami ciptakan dan kami jaga,” pungkas Rismanda. Tentunya untuk mewujudkan zero defect pada produk, berbagai unsur dalam pabrik seperti material, mesin, metode, dan pekerja harus diperiksa dan diatur dengan baik.

Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)

Foto: Freepik