Menjadi Peneliti Fisika Tingkat Dunia di CERN Summer Student Programme 2014

Oleh Annisa Mienda

Editor Annisa Mienda

Gde Bimananda Mahardika Wisna (Teknik Fisika 2011) dan Bagus Hanindhito (Teknik Elektro 2011) berhasil mewakili Indonesia dalam kegiatan CERN Summer Student Programme 2014 yang berlangsung dari 23 Juni hingga 15 Agustus 2014 di Jenewa, Swiss. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Organisation Européenne pour la Recherche Nucléaire (CERN), suatu organisasi yang mengoperasikan laboratorium fisika partikel terbesar di dunia. Dari 11.000 mahasiswa di seluruh dunia yang mengirimkan lamaran, hanya hanya 250 mahasiswa yang terpilih dan diberi kesempatan mengikuti kegiatan ini. Kegiatan ini dibiayai sebagian oleh CERN dan sebagian oleh Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) dan Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITB.Selama kegiatan berlangsung, Bagus dan Bima mengikuti kelas yang diajar oleh para ahli di bidang fisika partikel, akselerator, dan detektor yang berasal dari perguruan tinggi ternama di seluruh dunia. Mereka juga berkesempatan untuk mengunjungi berbagai laboratorium penelitian di CERN, seperti Detektor bawah tanah yang meliputi ATLAS, ALICE, CMS dan LHCb, Fasilitas Pengetesan Magnet Superkonduktor, Laboratorium Antimatter, serta computer server dan data center. Bagus dan Bima juga diberi proyek yang melibatkan mereka bekerja sebagai peneliti di CERN.

Bima yang ingin mendalami ilmu tentang material elektronik mendapat proyek untuk mempelajari detektor yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi partikel yang memiliki momentum sangat besar. Detektor tersebut bekerja dengan cara mendeteksi Foton Cherenkov yang dihasilkan oleh partikel tersebut. Ketika melewati suatu medium tipis, salah satunya Cesium Iodide (CsI), foton yang memiliki kecepatan yang lebih besar dari kecepatan cahaya di medium dapat terdeteksi akibat adanya efek foto elektrik. Dalam proyek tersebut, Bima harus mempelajari cara pembuatan lapisan tipis tersebut dengan menggunakan Evaporation Chamber, melakukan pengukuran dengan Measurement Chamber, serta menganalisis efisiensi kuantum dari lapisan tipis Cesium Iodide.

Lain halnya dengan Bima, Bagus yang ingin mendalami ilmu tentang computer engineering dan very large scale integrated circuit mendapat proyek untuk mempelajari sistem akuisisi data berkecepatan tinggi. System ini dibuat khusus oleh CERN untuk dipasang dan digunakan pada eksperimen yang akan dilakukan setelah Large Hadron Collider menyelesaikan masa Long Shutdown pertama. Ia harus melakukan serangkaian pengujian terhadap modul Read­Out­Driver dan Back­Of­Crate. Kedua modul ini memiliki komponen utama berupa Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Digital Signal Processor (DSP), sehingga sangat cocok untuk mengaplikasikan ilmu yang dipelajari selama perkuliahan di Teknik Elektro ITB. Lebih jauh lagi, Bima juga harus merancang suatu sistem pengujian otomatis yang mudah dioperasikan namun tetap komprehensif.

Bima dan Bagus berharap agar semakin banyak mahasiswa Indonesia yang berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan berbagai lembaga riset dunia, salah satunya CERN. Terlebih lagi, di tahun depan CERN akan kembali mengadakan CERN Summer Student Programme 2015. "Ini kesempatan dan pengalaman yang sungguh luar biasa bisa belajar di CERN, berinteraksi dengan orang­orang hebat di dalamnya, serta mengunjungi Eropa dan melihat dunia," kata Bima dengan penuh semangat. "Delapan minggu yang tidak akan terlupakan, penuh pengalaman baru dan ilmu baru yang diperoleh. Sangat menyenangkan bisa merasakan kehidupan sehari­hari di laboratorium fisika partikel terbesar di dunia, berinteraksi dengan orang­orang hebat dari berbagai negara, dan membawa nama Indonesia di dunia Internasional," tambah Bagus.

Dok. pribadi