Teguhkan Eksistensi, Mahasiswa ITB Kembali Wakili Indonesia untuk CERN

Oleh Bayu Septyo

Editor Bayu Septyo

 

BANDUNG, itb.ac.id - ITB kembali menyumbangkan kontribusinya bagi dunia akademisi dan riet nuklir internasional. Kali ini, Muhammad Fadhil Ginting (Teknik Elektro 2013) dan I Made Gita Narendra Kumara (Teknik Elektro 2013) yang akan menjalani magang di Conseil Européene pour la Recherche Nucléaire (CERN) atau Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir dalam rangkaian acara CERN Summer Student Program (CSSP). Keduanya akan berangkat ke pusat laboratorium akselerator partikel dunia yang bertempat di Geneva, perbatasan antara Swiss dan Perancis. Bersama dengan 250 peserta dari berbagai negara di dunia, kedua mahasiswa Teknik Elektro tersebut akan mewakili Indonesia untuk memulai rangkaian program pada Senin (13/06/16) mendatang.

CERN setiap tahunnya membuka program magang CSSP yang bisa diikuti oleh calon-calon yang berasal dari negara nonmember, yaitu negara yang belum memiliki kontrak kerjasama antara CERN dan lembaga penelitian di negara tersebut. Satu bulan pertama dari program ini akan diisi dengan kuliah yang kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan proyek-proyek penelitian selama satu bulan terakhir. Seleksi yang diadakan oleh organisasi riset nuklir Eropa itu cukup satu tahap dengan pendaftaran melalui formulir online yang berisi transkrip nilai, curriculum vitae (CV), esai, dan rekomendasi dari dua orang dosen terutama profesor.

 

Berkenaan dengan bidang riset CERN yang padat akan ilmu fisika, Fadhil bersama Rendra akan mengerjakan proyek instrumentasi dan transmisi tegangan tinggi yang terdapat di mesin-mesin penabrak partikel. "Kemarin di email saya diberitahu bahwa saya akan mengerjakan alat Micro Patterned Gaseous Detector (MPGD) di Large Hadron Collider (LHC)," terang Fadhil. Dirinya yang merupakan ketua unit robotika (URO) ITB bertemu dengan Suharyo Sumowidagdo, satu-satunya fisikawan CERN asal Indonesia, segera setelah ia mendapatkan surat penerimaannya. Ia diceritakan bahwa jumlah fisikawan di CERN hanya sekitar 10 persen dari total peneliti di sana. Sisanya merupakan insinyur-insinyur yang berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti teknik mesin, teknik sipil, dan lain-lain yang bertugas untuk menopang keberjalanan riset di CERN.

 

Persiapan Pendaftaran ke CERN

 

Rendra mengaku tidak menemui kesulitan yang berarti dalam mempersiapkan pendaftarannya. Peserta Outstanding Students for The World (OSTW) 2014 yang pernah meraih medali perunggu dalam Olimpiade Fisika Internasional ke-44 di Denmark ini merasa bahwa perencanaan yang matang adalah kunci dalam menulis esai. "Sebaiknya di bagian akhir itu kamu seakan-akan sudah tau apa yang ingin dituju. Misalnya, saya menuliskan bahwa saya ingin melakukan riset bidang electronics di CERN dan bekerja dengan ilmuwan-ilmuwan dari seluruh dunia," jelas Rendra. Karena CERN merupakan lembaga yang fokus pada riset, Rendra merasa perlu untuk menekankan pengalaman publikasi ilmiahnya di CV. Dia menyertakan pengalamannya mengikuti International Conference of Young Scientists (ICYS) 2012 dan Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM).

 

Fadhil, yang menempati posisi runner-up 2 bersama timnya di Asia-Pacific Robot Contest (ABU RoboCon) 2015, banyak meminta bimbingan dari kakak-kakak kelasnya yang sudah terlebih dahulu berlabuh di Swiss. Ia menulis CV dan esainya berdasarkan contoh yang ada dari kakak kelasnya. "Coba banyak membuka situs CERN, lihat topik penelitian apa yang kira-kira dekat dengan keilmuan kita, lalu tulis sejujurnya," tambah Fadhil. Ia merasa bahwa esai berfungsi untuk menunjukkan pemahaman pendaftar terhadap lembaga yang dituju dan kemampuan pendaftar untuk mengerjakan proyek yang akan diberikan nanti.

 

Resep Khusus untuk Berprestasi

 

Ketika ditanya tentang kemampuan yang paling menunjang keberhasilannya sekarang, Rendra merangkumnya menjadi tiga, yaitu kemampuan berpikir kritis analitis, konsistensi, dan manajemen mental. "Jangan mau dengan mudah menerima suatu hal, tapi harus dicerna terlebih dahulu dengan baik," tukas Rendra. Rendra meyakini bahwa semakin banyak latihan yang secara konsisten dilakukan, maka akan semakin terasa mudah pekerjaan yang dilakukan. Ia juga menyampaikan, "Kalau kita santai tanpa beban dan merasa nothing to lose, semua pekerjaan akan jadi lancar". Fadhil menyarankan para peminat CERN untuk banyak mengumpulkan pengalaman teknis yang berhubungan dengan keilmuan yang ingin dipelajari di CERN dengan mengikuti lomba atau pun dengan mengerjakan proyek. Fadhil juga berpesan kepada calon-calon pendaftar untuk tidak takut mencoba terlebih dahulu, "Bagaimana pun kesempatan itu pasti ada, jadi siapkan saja semaksimal mungkin".

 

ITB Journalist Apprentice

FlorentinAnggraini (Fisika 2014)