Menko Perekonomian: Peran ITB dalam Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia

Oleh Vernida Mufidah

Editor Vernida Mufidah

BANDUNG, itb.ac.id - "Indonesia kini menempati peringkat ekonomi ke-17 terbesar di dunia, ini merupakan kemajuan dimana pendapatan perkapita pada tahun 2010 di atas US 3.000. Hal ini menandakan adanya pergeseran dari negara yang berbasis factor driven economy menjadi eficiency driven economy." papar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa pada orasi ilmiah Peringatan 91 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia pada Sabtu (09/07/11) di Aula Barat ITB.
Hatta Rajasa menuturkan bahwa Indonesia perlu waktu 40 tahun untuk menuju innovation driven economy, namun pemerintah merencanakan percepatan ekonomi agar pada tahun 2025 visi tersebut dapat tercapai. Potensi Indonesia sangatlah besar, dimana didukung oleh penduduk yang banyak,sumber daya alam yang melimpah, dan letak geografis yang sangat strategis. Namun terdapat pula tantangan untuk mewujudkan visi tersebut yakni ekonomi Indonesia saat ini terfokus pada pertanian dan industri yang mengekstraksi dan mengumpulkan hasil alam, kesenjangan pembangunan, penyediaan infrastruktur yang minim  dan kualitas sumber daya manusia.

"Pembangunan Ekonomi harus dipercepat, kita harus mengubah pola pikir didasari semangat Not Bussines As Usual." tambah Hatta Rajasa. Ia juga menjelaskan perlunya kolaborasi bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD dan swasta untuk membangun perekonomian Indonesia.

Peran ITB dalam Percepatan Pembangunan Ekonomi

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) mengembangkan tiga strategi utama yaitu pengembangan potensi ekonomi melalui koridor ekonomi, penguatan konektivitas nasional dan penguatan kemampuan SDM dan IPTEK nasional. Di strategi yang ketiga ITB diharapkan menjadi pelopor teknologi dan inovasi.

Hatta Rajasa menegaskan bahwa ITB harus menjadi pusat inovasi nasional yang tentunya akan mengembangkan rantai nilai tambah dari setiap sektor yang dikembangkan di setiap koridor ekonomi. Perguruan tinggi teknik seperti ITB harus mampu memelopori perubahan dan tidak hanya melakukan riset dan pengembangan di menara gading dengan sekali turun ke masyarakat. Dalam konteks ini peran sumber daya manusia yang berpendidikan menjadi kunci utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.