Menyelami Arti di Balik “The Journey of Happiness” di Information Center ITB: Indah Ada pada Prosesnya

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id – Unit Layanan Terpadu, Institut Teknologi Bandung (ULT ITB) yang diberi nama Information Center ITB (IC ITB, dibaca I See ITB) resmi beroperasi sejak peresmiannya pada Rabu (3/7/2024) di ITB Kampus Ganesha. Salah satu hal menarik saat memasuki IC ITB, pengunjung akan melihat sejumlah lukisan karya seniman John Martono, S.Sn., M.Sn., yang juga salah seorang dosen dari Kelompok Keahlian Kriya dan Tradisi, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB. Lukisan itu berjudul “The Journey of Happiness”. Lukisan-lukisan ini tidak hanya menghiasi ruangan, tetapi juga menyimpan makna mendalam yang sejalan dengan semangat akademik dan kebahagiaan dalam perjalanan kehidupan sivitas akademika ITB.

John Martono, yang dikenal dengan teknik uniknya dalam menghasilkan karya lukis dan mural, menampilkan tiga karya dalam satu judul besar, yaitu “The Journey of Happiness”. Masing-masing karya seni tersebut memiliki medium dan ukuran yang berbeda, namun semuanya menggambarkan esensi perjalanan kebahagiaan.

   

Lukisan pertama dengan ukuran 300 x 200 cm dibuat pada tahun 2024 menggunakan medium polyester, katun, dan cat tekstil. Lokasinya berada di bagian tengah ruangan IC ITB. Teknik lukis dan sulam tangan yang digunakan menambah tekstur dan dimensi pada karya tersebut.

   

Lukisan kedua dengan diameter 100 cm, dibuat pada tahun 2023, menggunakan medium yang sama, namun dalam ukuran yang lebih kecil. Lukisan ini dapat ditemukan di sisi kiri dari pintu masuk IC ITB.

   

Karya ketiga, pada sisi kanan pintu masuk IC ITB, dengan ukuran 300 x 80 cm, juga dibuat pada tahun 2024, menggunakan multipleks, resin, dan cat akrilik.

Ketiganya mencerminkan perjalanan kebahagiaan melalui proses kreatif dan refleksi pribadi sang seniman.

Beliau menjelaskan bahwa konsep “The Journey of Happiness” lahir dari pengalamannya selama bertahun-tahun sebagai seniman. Proses kreatifnya dipengaruhi oleh dinamika kehidupan, baik itu suka maupun duka, yang kemudian dia tuangkan dalam karya seni.

Happiness (kebahagiaan) itu adalah pada prosesnya, bukan pada akhirnya. Dan walaupun ternyata complicated (rumit), bahagia saja. Makanya, aku berkarya harus penuh semangat, penuh energi,” ujarnya.

Beliau memulai kariernya sebagai seniman tekstil hingga dikenal luas di kancah internasional. Namun, dirinya memutuskan mencoba menggabungkan seni tekstil dengan lukisan, menciptakan karya-karya yang unik dan penuh makna.

“Aku awalnya bikin lukisan untuk dress, (bahannya) sutra. Tapi, susah menjualnya kalau dalam bentuk dress. Aku jadikanlah interior. Di situlah aku menggabungkan tekstil art dan painting. Justru sebenarnya hits-nya itu di luar negeri dulu, bukan di Indonesia,” tuturnya.

Setiap lukisan dalam seri “The Journey of Happiness” mencerminkan perjalanan hidup yang penuh warna dan emosi. Warna biru yang mendominasi karya-karyanya di Information Center ITB ini dipilih dengan cermat untuk mencerminkan identitas ITB yang dikenal dengan warna birunya.

Penggunaan teknik sulam tangan dalam karya John memberikan sentuhan personal pada setiap lukisannya. Beliau menjelaskan bahwa teknik ini tidak hanya menambah estetika, tetapi juga memberikan dimensi baru dalam mengekspresikan perasaannya. Dalam proses pembuatan lukisan tersebut, John memulai dengan melukis terlebih dahulu, baru kemudian diteruskan dengan proses stitching.

Melalui karya-karyanya, John Martono ingin menyampaikan kepada seluruh sivitas akademika ITB maupun masyarakat umum yang berkunjung bahwa kebahagiaan adalah proses yang harus dinikmati, meskipun penuh dengan tantangan dan kompleksitas. Beliau menekankan agar sivitas akademika ITB, khususnya mahasiswa, dapat menikmati setiap momen dalam perjalanan hidup mereka di ITB.

Keberadaan lukisan-lukisan ini di IC ITB, yang menjadi pusat seluruh informasi di ITB, mengajak semua untuk merenungkan arti kebahagiaan dalam kehidupan. Beliau berharap karyanya dapat menginspirasi orang lain untuk menemukan kebahagiaan dalam perjalanan hidup mereka.

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)