NatOral: Inovasi Sirih dan Cangkang Telur Ukir Prestasi Gemilang di Kompetisi Internasional
Oleh Nur Huda Arif
Editor Nur Huda Arif
Tim yang beranggotakan Luciana (Teknik Kimia 2012), Nur Huda Arif (Teknik Kimia 2012), Widi Suganda (Teknik Kimia 2012), Theresia Inggriani (Teknik Kimia 2012), dan Alya Ghina Aqila (Sains dan Teknologi Farmasi 2012) ini, awalnya terbentuk dari kelompok tugas kuliah yang diinisiasi oleh Luci, Huda, dan Widi. Menyadari idenya dapat berkembang dan berpotensi untuk dilombakan, Alya dan There pun bergabung untuk mempersiapkan pengembangan bahan baku, sistem produksi, maupun uji khasiat agar NatOral menjadi produk yang inovatif. Perbedaan latar belakang keilmuan anggota tim membuat inovasi pada NatOral menjadi lebih komprehensif sehingga tidak hanya berpotensi dari sudut pandang industri tetapi klaim khasiat produk pun terbukti melalui uji khasiat.
Dibandingkan dengan produk obat kumur yang sudah beredar di pasaran, NatOral memiliki beberapa keunggulan. Komposisi utama produk ini adalah ekstrak daun sirih, kalsium karbonat dari cangkang telur, xylitol, dan natrium bikarbonat. "Produk ini alcohol free, efek antimikroba alkohol diganti dengan ekstrak daun sirih. Karena alcohol free maka produk ini lebih aman, halal, dan dapat ditelan," tutur Alya. Ia juga menambahkan bahwa obat kumur yang sudah ada, pada umumnya tidak mengandung kalsium sehingga NatOral berinovasi untuk menambahkan kalsium karbonat yang berasal dari cangkang telur dengan harapan dapat memperkuat gigi. Penggunaan natrium bikarbonat bertujuan untuk mengatur pH agar dapat mencegah kerusakan gigi dan meningkatkan remineralisasi gigi. Sebagai produk komersial, dibutuhkan juga zat aditif untuk meningkatkan penerimaan konsumen dalam pemakaian produk. "Xylitol berfungsi sebagai pemanis yang nonkariogenik jadi tidak merusak gigi karena tidak bisa dicerna oleh bakteri," ujar Alya. Pemanis nonkariogenik rupanya menjadi solusi dari pemakaian pemanis alami yang dapat memicu karies gigi. Dengan demikian, khasiat obat kumur NatOral pun tetap terjaga dengan rasa yang dapat diterima konsumen.
Terobosan Bahan Baku Kreatif dan Murah
Bahan-bahan baku NatOral pada umumnya sangat mudah diperoleh. Sirih (Piper betle) merupakan tanaman yang tumbuh merambat dan mudah ditanam dimana saja. Regenerasi daun sirih terbilang cepat, sehingga daun dapat dipanen dalam waktu singkat dan jumlah banyak. Daun sirih mengandung zat antimikroba dan kandungan minyak atsiri yang dapat menetralkan bau mulut. Dengan demikian, ekstrak daun sirih berpotensi untuk mensubstitusi penggunaan alkohol yang umum dipakai pada obat kumur lainnya.
Salah satu bahan baku yang tidak lazim digunakan adalah cangkang telur yang banyak mengandung kalsium karbonat. Cangkang telur kerap kali dianggap memiliki nilai guna yang rendah, namun penggunaan cangkang telur ternyata sangat ramah lingkungan dan tidak membutuhkan biaya yang besar. Dengan alasan keamanan dan kebersihan, cangkang telur yang berasal dari sampah industri maupun domestik disterilisasi dahulu sebelum dilakukan isolasi kalsium karbonat.
Bahan produksi yang mudah diperoleh membuat biaya produksi dan harga jual produk NatOral menjadi terjangkau. "Sebagai contoh, obat kumur dengan ukuran 250 mL di pasaran memiliki harga sekitar Rp. 20.000,00 sedangkan produk ini hanya Rp. 5.000,00," ujar Alya. Harga yang ditawarkan jauh lebih murah dibandingkan obat kumur yang sudah ada dipasaran membuat NatOral cocok untuk semua kalangan, khususnya kelas ekonomi menengah.
Jerih Payah Tim Buahkan Hasil Manis
CPDC merupakan salah satu kompetisi tahunan yang diadakan oleh Universitas Indonesia. Kompetisi berskala internasional ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk berinovasi dalam mengembangkan produk agar mempunyai nilai tambah. Tahun ini, CPDC mengangkat tema "Advancing a Breakthrough in Sustainable Fast-Moving Consumer Goods" yang berorientasi pada inovasi produk yang umumnya dipakai sehari-hari, cepat habis, dan mudah didapatkan. Para peserta ditantang untuk menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan maupun bahan yang dapat didaur ulang sehingga memberikan nilai tambah terhadap produk yang sudah ada dan berpotensi untuk direalisasikan.
Alya mengaku bahwa persiapan lomba ini sudah dimulai sejak tiga bulan sebelum final diadakan pada bulan Maret. "Kompetisi ini terdiri dari beberapa tahan yang cukup panjang, yaitu: tahap pertama pengumpulan abstrak lalu diseleksi, tahap kedua pengumpulan full paper, serta tahap terakhir (final) termasuk pembuatan video, exhibition, dan presentasi. Semuanya menggunakan bahasa Inggris," imbuhnya. Jerih payah tim NatOral pun akhirnya terbayar dengan pencapaian predikat juara kedua. Menurut Alya, kemenangan NatOral ini dipengaruhi oleh kreativitas inovasi sebab umumnya tim lain membuat produk makanan. "Prestasi merupakan rezeki sehingga harus diusahakan. Dengan usaha yang sebaik-baiknya walaupun belum berhasil setidaknya kita menambah pelajaran, pengalaman, pertemanan, dan yang terpenting kita berkembang menjadi orang yang lebih baik," tutur Alya.
ITB Journalist Apprentice 2016
Owen Nixon Jimawan (Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian 2015)
Citta Santi (Sains dan Teknologi Farmasi 2013)