Nurhayati Subakat Ungkap Kunci Kesuksesan Paragon sebagai Perusahaan Kosmetik Lokal Terbesar di Indonesia

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id — Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung mengadakan acara Advisory Board Sharing Session ke-3 dengan tema Critical Success Factors in Cosmetics Industry, Sabtu (14/5/2022). Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian 75 tahun pendidikan farmasi ITB. Dalam acara yang digelar secara daring melalui Zoom dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube Sekolah Farmasi ITB itu, Dr. (HC). Dra. apt. Nurhayati Subakat hadir sebagai pembicara yang mewakili PT Paragon Technology and Innovation (PTI).

Berdiri pada tahun 1985 sebagai industri rumahan, Paragon kini berhasil bertransformasi menjadi perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia setelah 37 tahun berlalu. Paragon lahir setelah Nurhayati memutuskan untuk keluar dari pabrik kosmetik tempatnya bekerja. Berbekal pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, ia menemukan formulasi kosmetik dengan kualitas yang tidak berbeda jauh dengan kualitas di pasaran tetapi dengan harga yang lebih murah. Mulai saat itu, produk-produknya mulai dipasarkan di salon-salon sekitar Tangerang dengan merk dagang “Putri”.

Pada tahun 1995 Paragon meluncurkan Wardah sebagai pionir kosmetik halal di Indonesia. Merespons dinamisasi pasar, tahun 2010 dan 2014 Paragon kembali meluncurkan brand Make Over dan Emina. Sejak tahun 2018, sudah ada 10 merk dagang besar yang lahir dari perusahaan besutan Nurhayati yang juga alumni Sekolah Farmasi ITB ini.

“Jadi kata kuncinya di sini bagaimana selalu berinovasi, mengeluarkan brand-brand baru, produk-produk baru hingga akhirnya Paragon bisa sampai melewati pandemi ini,” ungkapnya.
Menurutnya, industri kosmetik merupakan industri yang sangat menjanjikan karena pertumbuhannya selalu lebih tinggi daripada industri lainnya. Nurhayati menyebutkan bahwa untuk kategori kosmetik, PTI jauh melewati perusahaan lain dengan share 29,7%, berada di atas seluruh perusahaan lokal dan multinasional yang ada di Indonesia.

Dalam mencapai bisnis berkelanjutan seperti halnya PTI, ada berbagai tantangan yang harus dihadapi, yaitu menyelaraskan kebutuhan dengan sumber daya yang ada, tuntutan pasar yang selalu dinamis, dan kemunculan pesaing yang semakin kompetitif. Beberapa hal tersebut dapat direspons dengan 5 karakter (core value Paragon) yang terdiri atas ketuhanan, kepedulian, rendah hati, ketangguhan, serta inovasi. “5 core value inilah yang seolah menjadikan PTI sebagai perusahaan yang bermanfaat, bertumbuh, dan berkelanjutan.”

Nurhayati juga menambahkan pengetahuan tentang rumus marketing mix andalannya yang sering disebut (4+1) P yaitu product, price, placement, promotion, dan yang terakhir adalah pertolongan Tuhan. Ia menilai bahwa seluruh kesuksesan PTI hingga sekarang tidak terlepas dari campur tangan Tuhan. Maka dari itu, PTI bertekad untuk menyebarkan kebermanfaatan dan berkontribusi dalam pembangunan negeri berdasarkan 4 pilar, yaitu pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan pemberdayaan perempuan.

“Bukan tumbuh dulu baru bermanfaat, tapi bagaimana kita tujuannya bermanfaat maka dari itu kita tumbuh. Semangat inilah yang kita pegang hingga sekarang,” pungkasnya.

Reporter: Hanifa Juliana (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2020)