Obituari: Prof. Dr. Ir. H Wiratman Wangsadinata

Oleh Okta Indah Sulistyorini

Editor Okta Indah Sulistyorini


BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung kembali berduka akan kepergian tokoh berpengaruhnya. Kali ini dari dunia konstruksi dan infrastruktur, Prof. Dr. Ir. H. Wiratman Wangsadinata. Prof. Wiratman, yang dikenal sebagai sosok di balik megaproyek Jembatan Selat Sunda, menghembuskan nafas terakhir pada Rabu (05/04/14) sore, di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Jakarta.

Alm. Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata lahir di Jakarta, 25 Februari 1935. Sebagai alumni jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung tahun 1954, beliau telah berkontribusi selama lebih dari setengah abad di bidang infrastruktur. Karya-karya cemerlang beliau diantaranya adalah Jembatan Ampera di Palembang, Restorasi Candi Borobudur, Pelabuhan Belawan di Sumatera Utara dan Gedung Wisma Dharmala di Jakarta. Selain karya yang luar biasa, alm. Prof. Wiratman juga dikenal sebagai pakar struktur, terutama struktur tahan gempa. Tercatat SNI 1726-2002 yang menjadi standar perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non-gedung. Karya dan inovasi futuristik hasil buah pikiran beliau mengangkat nama beliau sejajar dengan tokoh-tokoh dengan pengakuan nasional dan internasional seperti alm. Prof.Ir. RM Sedyatmo, alm. Ir. Sutami, alm. Ir. H. Djuanda Kartawidjaja, alm. Ir. AR Soehoed, Prof.Dr(HC). Ir. Rooseno Suryohadikusumo.

Sosok Dosen, Excellent Scholar, Innovator, Insinyur Perencana dan Entrepreneur
Sebelum pensiun sebagai dosen ITB, alm. Prof. Wiratman mengajar mata kuliah Teknik Gempa di departemen Sipil ITB. Sebagai serang dosen, almarhum mengantarkan materi kuliah dengan perspektif yang unik. “Kuliah yang lain mengajarkan tentang keseimbangan struktur yang diam (statis) sedangkan Almarhum Prof. Wiratman mengajarkan struktur yang berespon dengan keseimbangan dinamis,” kenang Prof. Ir. Bambang Budiono, Guru Besar Rekayasa Struktur Teknik Sipil ITB, yang juga merupakan murid dari alm. Prof. Wiratman.


Teladan dan kepempinan beliau juga ditunjukkan pada saat alm. Prof. Wiratman menjadi Ketua Panitia Penyusun Peraturan Beton Bertulang Indonesia. Diskusi yang beliau pimpin membahas tentang struktur beton tahan gempa yang akan mengadaptasi standar Amerika Serikat (ACI-Code) atau Selandia Baru (NZ-Code). Beliau memutuskan untuk menggabungkan keduanya menjadi karya inovasi berupa SK SNI T-15-1991-03 yang merupakan pembaharuan dan dapat diterima oleh semua pihak. “Sebagian besar rumus-rumus pada standar ini dikerjakan sendiri oleh beliau,” ungkap Prof. Bambang.


Pada tanggal 16 November 1976, alm. Prof.Wiratman mendirikan PT Wiratman and Associates. Untuk ukuran perusahaan yang bergerak dibidang konsultansi di Indonesia, PT Wiratman and Associates termasuk perusahaan yang besar. Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) berjumlah 433 orang diantaranya 225 engineer dan 31 orang arsitek dengan 5 buah Strategic Business Unit (SBU) diantaranya SBU Struktur dan Geoteknik. Alm. Prof. Wiratman membuktikan perannya tak terbatas hanya sebagai dosen, peneliti dan engineer, tapi juga sebegai entrepreneur yang handal.


Prof. Wiratman akan selamanya dikenang sebagai mahaguru infrastruktur Indonesia. Dedikasi dan pengaruh beliau selama puluhan tahun di bidang pembangunan infrastruktur selalu menjadi pondasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan Teknik Sipil. Pemikiran brilian alm. Prof. Wiratman tidak akan lenyap mengingat tidak sedikitnya jumlah anak didik beliau yang telah menjadi tokoh berpegaruh bangsa, bahkan dunia. Selamat jalan, Pak Wiratman.