Orasi Ilmiah Bobby Eka Gunara: Pengembangan Model Standar Fisika Partikel

Oleh Bangkit Dana Setiawan

Editor Bangkit Dana Setiawan

BANDUNG, itb.ac.id - Sains adalah ilmu yang akan terus berkembang dan tak akan ada habisnya. Selama rasa keingintahuan manusia belum habis, manusia tidak akan berhenti untuk menelusuri lebih dalam alam yang dihuninya. Fisika merupakan salah satu bagian dari sains yang membahas tentang unsur-unsur dasar pembentuk alam, gaya-gaya yang bekerja di dalamnya, dan akibat-akibatnya. Sebagai bagian dari sains, fisika tentunya membutuhkan perhitungan-perhitungan matematis dalam menjawab fenomena-fenomena fisika, sehingga lahirlah kelompok keahlian fisika matematik.

Dengan semakin berkembangnya sains dan ditemukannya berbagai macam penemuan, semakin banyak tantangan yang perlu dijawab oleh fisika matematis, salah satunya dalam bidang geometri kompleks fisika. Sehubungan dengan hal ini, diselengarakan Orasi Ilmiah Guru Besar ITB pada Jumat (29/05/15) yang bertempat di Gedung Balai Pertemuan ITB oleh  Prof. Bobby Eka Gunara . Pada acara ini, Bobby memaparkan mengenai beberapa hasil penelitiannya dalam orasi ilmiah yang berjudul "Geometri Kompleks:  Dari Supersimetri Hingga Teori Unifikasi"

Sekilas mengenai Bobby Eka Gunara

Bobby Eka Gunara merupakan staf pengajar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB sejak 1998 yang telah meraih gelar sarjana bidang Fisika dan magister bidang Fisika Teoritik di ITB, serta gelar doctor rerum naturalium (Dr.rer.nat.) bidang Fisika Teoritik di Martin-Luther-Universitat Halle-Wittenberg, Jerman. Prof. Bobby telah menulis berbagai jurnal nasional maupun internasional dan sedang terlibat dalam lima kegiatan penelitian, yaitu Aspects of N=2 Supergravity, Dynamics in Early Universe, Aspects of Higher Dimensional Gravity, Fast Forward in Quantum Mechanics, dan Solition in N=1 Supersymmetry. Berkat berbagai jasa dan karya Bobby, ia akhirnya meraih gelar profesor atau Guru Besar di ITB pada tanggal 1 Maret 2014.

Dalam orasinya Bobby menjelaskan bahwa dalam tiga puluh tahun terakhir, fisikawan telah menemukan tiga puluh enam partikel yang dipercaya sebagai partikel-partikel penyusun alam semesta. Penemuan partikel tersebut melahirkan teori Standard Model fisika partikel yang berhasil menjelaskan berbagai peristiwa subnuklir. Namun, masih banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang membuat fisikawan terus melakukan penelitian menuju kesempurnaan teori tersebut. Berawal dari hal ini, Bobby merasa tertarik untuk menelusuri lebih dalam lagi  mengenai supersimetri atau perluasan teori Standard Model fisika partikel.

"Hal lain yang juga memotivasi para fisikawan teoritik untuk mempelajari supersimetri adalah diperlukannya kehadiran gravitasi secara alamiah dalam minimalisir supersimetrik Standard Model, karena pengrusakan halus supersimetri tidak lain adalah limit dari pengrusakan spontan supergravitasi , supersimetri plus gravitasi, pada orde massa Planck yang sangat besar. Implikasinya dalam kosmologi adalah pada fase awal dari penciptaan alam semesta terjadi pengrusakan spontan supergravitasi selain dari pemisahan interaksi dasar. Dalam fase tersebut temperaturnya diperkirakan lebih besar dari orde energi 10 pangkat 19 GeV," jelas Bobby mengenai motivasinya dalam mengkaji supersimetri.

Bobby juga menyampaikan rencana-rencana yang akan dilakukannya di masa mendatang. Pertama, Bobby ingin mengkaji lebih dalam hubungan antara struktur Kahler dengan unifikasi tiga kopling interaksi berdasarkan konstruksi teori N=1 simetri dalam dimensi empat. Kedua, juga ingin mengkaji pengujian ketidaksamaan Penrose-Riemann untuk kasus ruang waktu yang berevolusi dan massa dari lubang hitam secara umum yang juga berdeformasi berdasarkan konstruksi teori N=1 supersimetri dengan deformasi geometri internal terhadap suatu parameter riil t. Terakhir, Bobby juga sedang mengerjakan aspek mengenai limit rigid untuk geometri Kahler quaternionik secara umum berdasarkan konstruksi teori N=2 supersimetri dalam dimensi empat. Pada akhir orasinya, Bobby menyampaikan ucapan terima kasih kepada keluarga, guru, dan para mahasiswanya yang selama ini mendukung apa yang telah dan akan terus dilakukannya.

 

Oleh:

Muhammad Adil Setiyanto Suhodo

 

 (ITB Journalist Apprentice 2015)

 

Ilustrasi: Dokumentasi pribadi dan fi.itb.ac.id