Orasi Ilmiah Prof. Marselina Irasonia Tan: Imunitas dan Pertempuran Melawan Kanker
Oleh Najma Shafiya - Mahasiswa Teknologi Pascapanen, 2020
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id – Forum Guru Besar (FGB) Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Orasi Ilmiah Guru Besar ITB, di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Sabtu (24/8/2024). Salah seorang guru besar yang menyampaikan orasi ilmiahnya adalah Prof. Dr.rer.nat. Marselina Irasonia Tan, M.S. dari Kelompok Keilmuan Fisiologi, Perkembangan Hewan, Sains Biomedik, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB.
Prof. Marselina membawakan orasi bertajuk “Menyingkap Rahasia Penyakit melalui Biologi Sel: Imunitas dan Pertempuran Melawan Kanker” dengan fokus pembahasan mengenai kanker dan perkembangan vaksin.
Sel dalam tubuh manusia dapat berada dalam kondisi diam, berdiferensiasi, atau aktif melakukan proliferasi sel. Diferensiasi sel tubuh ini harus dapat dikendalikan dengan baik. Adanya kelainan dalam sistem sel dapat menyebabkan kelainan tertentu, seperti pembelahan sel yang tidak terkontrol dengan baik pada penyakit kanker.
Sel kanker memiliki karakteristik yang kompleks dan dapat menunjang hal-hal yang dibutuhkan sel itu sendiri. Saat ini sudah ada 12 tipe sel kanker yang telah diketahui. Karakteristik dari sel kanker dapat dikatakan pintar namun licik, hal ini karena sel tersebut mencoba memanfaatkan berbagai kondisi dan aturan normal sel untuk kebutuhannya sendiri. Akibatnya, sel semakin bermutasi dan genomnya menjadi tidak stabil.
Kanker dapat disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal dapat mempengaruhi faktor internal seperti epigenetik dan genetik pada sel. Salah satu faktor eksternal yang sangat berpengaruh pada perkembangan sel kanker pada tubuh manusia adalah pola hidup sehari-hari.
Prof. Marselina menambahkan, pola hidup dengan makan makanan berlemak tinggi yang dilakukan terus-menerus dapat mempengaruhi kadar esterogen yang dapat menstimulasi terjadinya pengembangan kanker, salah satunya kanker payudara.
Selain itu, faktor usia juga dapat meningkatkan potensi terkena kanker karena dapat mempengaruhi integritas matriks ekstraseluler sel. Matriks ini dapat menghambat peranan esterogen dalam menginduksi perkembangan kanker, dan matriks ini semakin menipis seiring bertambahnya usia manusia. Kondisi lain yang bisa mempengaruhi perkembangan sel kanker adalah patogen, seperti Human Papillomavirus (HPV) pada kanker ovarium.
Prof. Marselina juga melakukan penelitian berkaitan penentuan gene marker pada kanker ovarium. Marker tersebut adalah LPI (Lisophosphatidylinositol) yang akan mengaktivasi sebuah gen GPCR55 yang mengode suatu protein membran sel dan mengaktivasi jalur sinyal yang berhubungan dengan perkembangan sel kanker. Semakin bertambahnya stadium kanker, ekspresi gen GPCR55 semakin meningkat.
Selain itu, ada sebuah gen BRD4 yang dapat mengatur ekspresi gen karena gen tersebut mengatur struktur kromatin. Pada kanker ovarium, BRD4 diekspresikan berlebih dan telah dikonfirmasi melalui penelitian yang dilakukan Prof. Marselina. BRD4 akan membantu ekspresi gen yang paling banyak berperan pada ekspresi gen untuk proliferasi gen.
Prof. Marselina juga melakukan penelitian mengenai potensi senyawa antikanker dari mangostin dan penggunaan miRNA. Mangostin yang diisolasi dari kulit manggis memiliki efek menekan ekspresi reseptor esterogen. Penelitian ini kemudian dilanjutkan ke tahap in vivo.
Kombinasi mangostin dengan propolis dalam uji in vivo, ternyata terjadi penurunan perkembangan kanker, walau masih tertinggal dengan efek penggunaan yang diberikan doxorubicin, sebuah senyawa yang biasa digunakan pada terapi kanker. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada potensi kombinasi mangostin-propolis dapat digunakan sebagai senyawa antikanker.
Selain itu, Prof. Marselina menggunakan miRNA (micro-RNA). Dalam penelitian yang dilakukan menggunakan miRNA yang mampu me-mimic dan berperan sebagai tumor surpressor, hasilnya terjadi penurunan viabilitas sel kanker.
Prof. Marselina juga memaparkan hasil penelitian dari pengembangan kandidat vaksin merah-putih ITB dalam melawan virus COVID-19.
Ada dua kandidat yang vaksin merah-putih yang dikembangkan ITB, dengan basis adenovirus dan polipeptida RBD. Setelah dilakukan percobaan terhadap hewan uji, kedua kandidat ini dapat menginduksi sistem imun humoral dengan terbentuknya antibodi dengan kadar yang tinggi dengan satu kali penyuntikan saja. Selain itu, imunitas seluler juga teraktivasi dengan terbentuknya senyawa interferon-gamma yang akan mengaktifkan sel-sel imun untuk membunuh sel-sel yang terjangkit virus. Beliau menambahkan, keberhasilan dari penelitian ini harapannya bisa jadi dasar bagi pengembangan vaksin kandidat lainnya di ITB.
Prof. Marselina menekankan bahwasannya imunitas tubuh yang kuat dapat dipelihara melalui pola hidup sehat dan diet yang seimbang. Selain itu, imunitas tubuh juga dapat ditunjang dengan vaksinasi yang tepat.
“Vaksinasi memainkan peranan penting dalam melawan dan mencegah penyakit, termasuk kanker,” ujarnya.
Reporter: Najma Shafiya (Teknologi Pascapanen, 2020)