Orasi Ilmiah Prof. Rukman Hertadi: Eksplorasi Biomolekul dari Bakteri Halofilik Galur Lokal dan Potensi Aplikasinya
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Indonesia memiliki banyak habitat halofilik yang masih sangat terbuka untuk dieksplor lebih intensif. Guru Besar ITB, Prof. Dr. Rukman Hertadi, S.Si., M.Si., menyampaikan hasil penelitiannya tentang bakteri halofilik dalam orasi ilmiahnya pada Forum Guru Besar ITB, Sabtu (22/7/2023).
Wakil Dekan bidang Akademik FMIPA ITB itu menyampaikan orasi yang berjudul “Eksplorasi Biomolekul dari Bakteri Halofilik Galur Lokal dan Potensi Aplikasinya”. Beliau menjelaskan, ekstremofil merupakan mikroorganisme yang dapat hidup pada kondisi ekstrem.
Terdapat beberapa jenis ekstremofil, salah satunya adalah halofil. Halofil umumnya memiliki sifat multiekstrem. Selain dapat hidup di kadar garam yang tinggi, halofil juga mampu hidup di lingkungan dengan pH dan temperatur yang tinggi. Selain itu, halofil juga menghasilkan metabolit-metabolit sekunder yang kompleks dan dapat dimanfaatkan di berbagai aplikasi.
Aplikasi Biomolekul Bakteri Halofilik
Biomolekul dari bakteri halofilik memiliki banyak manfaat. Menyadari hal tersebut, Prof. Rukman bersama tim mahasiswa melakukan eksplorasi dan penelitian potensi biomolekul bakteri halofilik.
Potensi pertama, yaitu menjadi inhibitor korosi. Inhibitor dibuat dengan mengkombinasikan biosurfaktan berupa rhamnolipid dan silika. Uji inhibisi yang sudah dilakukan menunjukkan kompleks rhamnolipid-silika dapat menginhibisi korosi sebanyak 72,68 % pada suhu tinggi.
Selanjutnya potensi kedua, kombinasi rhamnolipid dengan graphene quantum dots dapat dijadikan sebagai green photocatalysts. Pemanfaatan fotokatalis dapat mempercepat proses penguraian zat metilen biru, senyawa karsinogen yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan, menjadi senyawa yang tidak berbahaya berupa CO2 dan molekul air.
Kemudian potensi ketiga, salah satu manfaat yang menarik dalam dunia kesehatan adalah pengembangan insulin oral. Insulin merupakan hormon yang penting dalam mengendalikan kadar gula darah. Insulin biasanya disalurkan ke dalam tubuh melalui injeksi. Metode ini dapat menimbulkan rasa sakit, risiko infeksi, hipoglikemia, dan lain-lain. Oleh karena itu, insulin oral dapat dijadikan metode alternatif terapi insulin. Namun, pengembangan metode ini memiliki banyak tantangan.
Selain insulin oral, manfaat lainnya dalam bidang kesehatan adalah rekayasa jaringan. Saat ini, transplantasi sudah bisa dilakukan dengan teknologi Scaffold. Persyaratan Scaffold untuk rekayasa jaringan adalah materialnya harus mampu memfasilitasi penempelan, penyebaran, dan pertumbuhan sel jaringan serta harus memiliki kekuatan mekanik yang sesuai dengan jaringan yang direkayasa. Dalam hal ini, dilakukan pengembangan Scaffold dengan mengkombinasikan levan dengan PVA. Kombinasi tersebut menghasilkan nanoserat yang memiliki elastisitas yang sesuai dengan elastisitas hati. Berdasarkan uji MTT yang dilakukan, pertumbuhan sel liver meningkat signifikan pada medium yang telah dibuat.
Terakhir, Prof. Rukman juga menyampaikan potensi PHB, salah satu bioplastik bakteri halofil menjadi kemasan makanan antibakteri. Kombinasi PHB dengan berbagai zat lain menghasilkan suatu membran yang bisa mereduksi pertumbuhan bakteri patogen.
Masih banyak biomolekul lainnya yang masih belum dipelajari. “Melalui peran ilmu biokimia fisika, biomolekul dari bakteri halofil dapat dimodifikasi sifat risiko kimianya melalui modifikasi kimia/fisika agar dicapai kinerja dan stabilitas lebih baik ketika diaplikasikan di berbagai bidang,” ungkap Prof. Rukman dalam akhir orasinya.
Reporter: Erika Winfellina Sibarani (Matematika, 2021)