Orasi Ilmiah Prof. Wahyudi Widyatmoko Parnadi: Solusi Berkelanjutan terhadap Permasalahan Eksplorasi, Geoteknik, dan Lingkungan Menggunakan Metode Geoelektromagnetik

Oleh Indira Akmalia Hendri - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id – Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar orasi ilmiah di Aula Barat ITB, Sabtu (7/12/2024). Dalam orasi bertajuk "Solusi Berkelanjutan terhadap Permasalahan Eksplorasi, Geoteknik, dan Lingkungan Menggunakan Metode Geoelektromagnetik", Prof. Dr. rer. nat. Ir. Wahyudi Widyatmoko Parnadi, M.S., memaparkan temuan dan penelitiannya yang berfokus pada aplikasi geoelektromagnetik untuk mengatasi berbagai tantangan di bidang eksplorasi, geoteknik, dan lingkungan.

Mengawali orasi, Prof. Wahyudi menjelaskan terminologi penting yang menjadi dasar penelitiannya. Metode geoelektromagnetik merupakan teknik elektromagnetik yang dikembangkan untuk menyelidiki kondisi di bawah permukaan bumi. Eksplorasi, dalam konteks ini, mengacu pada aktivitas pencarian sumber daya yang memiliki nilai ekonomis. Sementara itu, geoteknik adalah cabang ilmu yang mempelajari sifat fisik dan mekanik tanah atau batuan, yang dalam pengertian lebih luas mencakup semua aspek teknis terkait kondisi bumi. Terakhir, lingkungan didefinisikan sebagai segala hal di sekitar manusia yang saling memengaruhi dalam hubungan timbal balik.

Beliau memaparkan konsep dan prinsip dasar metode geoelektromagnetik yang menjadi inti dari penelitiannya. Ia menjelaskan bahwa metode ini didasari oleh persamaan Maxwell, yang menggambarkan interaksi antara vektor kuat medan listrik (E) dan medan magnet (H) serta hubungan keduanya dengan sumber gelombang elektromagnetik.

Persamaan Maxwell terdiri dari empat hukum fundamental, yaitu Hukum Ampere, Hukum Faraday, Hukum Gauss untuk medan listrik, dan Hukum Gauss untuk medan magnet. Selain itu, persamaan ini juga terkait dengan persamaan konstitutif yang menunjukkan hubungan antara kuat medan elektromagnetik dengan sifat batuan, seperti konduktivitas, polaritas, dan kemampuan magnetisasi. Penjelasan ini menjadi landasan penting dalam penerapan metode geoelektromagnetik untuk mengatasi berbagai tantangan eksplorasi dan geoteknik secara berkelanjutan.

Dalam aplikasinya, metode geoelektromagnetik mencakup beberapa teknik untuk penyelidikan dangkal. Salah satunya adalah Ground-Penetrating Radar (GPR) atau metode refleksi elektromagnetik, yang mampu menghasilkan visualisasi bawah permukaan bumi dalam bentuk tiga dimensi. Metode lain yang juga sering digunakan adalah electromagnetic induction dan transient electromagnetics (TEM).

Prof. Wahyudi kemudian memberikan contoh nyata dari penerapan metode ini, yaitu pada permasalahan geoteknik berupa mud pumping di jalur kereta api.


"Selama perjalanan kereta api, bantalan memadatkan pemberat dan menekan tanah jenuh di bawahnya ke dalam rongga ballast. Ketika bantalan memantul, terjadi efek pumping yang memicu pemompaan lumpur (mud pumping)," jelas Prof. Dr. rer. nat. Ir. Wahyudi Widyatmoko Parnadi, M.S.

Dalam penelitiannya di lahan eks-TPA Leuwi Gajah, ia menggunakan perangkat resistivitimeter mini sting dan EM induction EM38-MK2 untuk mengukur konduktivitas tanah. Hasil pengukuran menunjukkan korelasi kuat antara data konduktivitas dengan pH, kadar air, dan kandungan fosfor tanah. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan geoelektromagnetik dapat digunakan untuk memetakan karakteristik lingkungan dengan akurasi tinggi, sehingga memberikan solusi berkelanjutan terhadap permasalahan lingkungan.

Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)