Orasi Ilmiah Sidang Terbuka 2016: Membangun Konsep Desain Kreatif untuk Pengembangan Produk Inovatif

Oleh Anin Ayu Mahmudah

Editor Anin Ayu Mahmudah

BANDUNG, itb.ac.id - Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, terjadi perubahan gaya hidup masyarakat yang berimbas pada penyesuaian pendapatan rata-rata masyarakat itu sendiri. Kemajuan teknologi yang berimbas pada peningkatan kebutuhan menuntut masyarakat untuk mencari jalan keluar dalam upaya meningkatkan pendapatan. Hal ini membuat desain menjadi kata kunci yang banyak dipakai dalam menemukan terobosan baru. Andar Bagus Sriwarno, M.Sn, Ph.D. dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) menyampaikan orasi ilmiah bertajuk "Membangun Konsep Desain yang Kreatif untuk Pengembangan Produk Inovatif" dalam acara sidang terbuka terbuka Peresmian Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) Tahun Akademik 2016/2017 di Sasana Budaya Ganesha ITB pada Senin (08/08/16).

Secara visual, produk harus dapat memberikan atau menambah pengalaman estetis bagi penggunanya. Dari sudut pandang pendesain, menciptakan tampilan visual merupakan proses meraba selera pemakai atau membedah kebutuhan pengguna dan merekonstruksinya menjadi sebuah produk.

Proses Desain dan Kreativitas

Proses mendesain tidaklah didominasi oleh pendekatan kekaryaan yang sarat akan nilai subjektif dalam menentukan kualitas visual, namun juga melakukan pendekatan empiris dan objektif dalam membangun konsep ilmiah untuk mendapatkan inovasi produk baru. Inovasi menciptakan dampak perubahan yang lebih baik karena adanya sebuah terobosan baru. Dengan demikian, desain produk bukanlah suatu ilmu yang mampu berjalan sendiri, melainkan bekerja secara multi- dan trans-disipliner dengan berbagai disiplin keilmuan lainnya.

Secara umum proses desain dimulai dengan pengenalan masalah, dilanjutkan dengan identifikasi dan spesifikasi kasus, membangun konsep desain, mengembangkan desain, finalisasi produk secara detil dan terakhir yaitu memproduksi.

Selera manusia yang dinamis dan terus menerus berubah menciptakan kebutuhan yang tiada henti. Hal ini menuntut pendesain untuk mampu memperbarui gagasan pemecahan masalah dengan terus menggali imajinasinya menjadi pilihan solusi. Jika seorang saintis atau insinyur menyelesaikan masalah dengan perhitungan konfigurasi ke dalam sistem tertentu atau menurunkannya menjadi persamaan matematis, maka pendesain akan melakukan penggalian ide melalui media berupa gambar atau bentuk tiga dimensi untuk mensimulasi idenya dalam bentuk nyata.

Proses penggalian ide ini dapat dilakukan dengan terlebih dulu menelusuri masalah, penelusuran masalah ini menuntut adanya gagasan-gagasan baru yang bisa didapat dari perbanyakan ide (idea generation). Ide yang semakin banyak dan berkembang inilah ciri dasar kreativita dalam menciptakan berbagai pilihan dalam hal ini keputusan visual.

Konsep Desain dalam Pengembangan Produk Dalam Negeri

Konsep desain adalah gagasan yang berada dibalik karya desain sebagai usulan pemecahan masalah. Menyusun konsep desain dapat dilakukan dengan cara menggali nilai-nilai tradisi yang kemudian ide tersebut dituangkan ke dalam karya desain.

Andar Bagus Sriwarno, M.Sn, Ph.D. memberikan beberapa contoh pendesain salah satunya Singgih Kartono, alumni Program Studi Desain Produk angkatan 1986, yang memiliki perhatian pada konsep desain berwawasan lingkungan (eco design). Beliau menelusuri ketersediaan bahan baku berlimpah dari limbah kayu sengon dan sonokeling sisa industri yang tersebar di wilayah Temanggung hingga peluang pengembangannya sampai pada keputusan memanfaatkan karakteristik bahan sisa produksi tersebut dengan cara menggabukannya dengan komponen radio elektronik menjadi sebuah produk radio jinjing. Produk yang diberi nama Magno tersebut telah memperoleh penghargaan G Mark (anugerah desain terbaik di Jepang) dan diekspor ke mancanegara dengan harga tidak kurang dari 140 Euro per unitnya.

Beliau menuturkan bahwa sebagai negara yang kaya dan luas, Indonesia belum mengelola dan memanfaatkan sumber dayanya secara optimal. Salah satu permasalahannya adalah sebagain besar industri, terutama manufaktur barang jadi, terkonsentrasi di Pulau Jawa sedangkan industri daerah hanya berperan memproduksi bahan baku. Gagasan-gagasan desain yang baru menjadi sulit terealisasi yang pada akhirnya pembuatan dan pemesanan barang kembali dilakukan di Pulau Jawa.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan sudah melakukan intervensi desain secara intensif dalam kurun dasawarsa terakhir. Dalam andilnya mengangkat citra produk nasional, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan menyelenggarakan program pelibatan pendesain di lingkungan industri kecil dan menengah. Kementerian Perdagangan merekrut para pendesain profesional untuk dikirim ke berbagai daerah sebagai upaya alih desain.

Andar menegaskan, "Para mahasiswa sekalian, Anda adalah harapan bangsa. Jadikanlah kesempatan menempuh pendidikan di ITB sebagai momen penting dalam membangkitkan kesadaran membangun daerah asal masing-masing secara lebih maksimal. Tiap jengkal tanah air kita berpotensi besar untuk diolah demi kesejahteraan rakyat."


scan for download