Aplikasi Data Geospasial untuk Hadapi Tantangan Malaria, Tim East ITB Juara 1 Kompetisi LKTI-N GDays Universitas Indonesia

Oleh Zahra Salsabila - Mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

Tim East ITB memperoleh penghargaan juara 1 dalam kompetisi LKTI-N Gdays Universitas Indonesia. (Dok. Tim East)

BANDUNG, itb.ac.id - Prestasi membanggakan datang dari Tim East ITB yang meraih juara pertama pada Lomba Karya Tulis Ilmiah – Nasional Geography Days (LKTI-N GDays) yang diselenggarakan Universitas Indonesia.

Geography Days merupakan acara tahunan yang diadakan Himpunan Mahasiswa Departemen Geografi, Universitas Indonesia yang salah satu cabang perlombaannya karya tulis ilmiah. Dengan tema “Pemanfaatan dan Inovasi Informasi Geospasial dalam Mewujudkan SDGs 2030”, penyelenggaraan LKTI-N Gdays membawa pesan, khususnya bagi mahasiswa dan sivitas akademika di perguruan tinggi, perihal urgensi peningkatan kesadaran, kreativitas, dan pemikiran kritis untuk berkontribusi dalam pemecahan masalah pada masyarakat demi terwujudnya SDGs pada tahun 2030.

Penyelenggaraan lomba ini menjadi antusiasme tersendiri, khususnya bagi Tim East ITB yang beranggotakan 3 mahasiswa Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika ITB, yakni Mentari Khoerunnisa Azzahra, Aldi Firdiansyah, dan Fadila As-Syifa Febriana. Selain karena tema perlombaan yang berkaitan erat dengan keilmuan tim, motivasi kuat mengembangkan potensi dan belajar menyelesaikan permasalahan di sekitar secara langsung menjadi dorongan tim untuk terus melaju.

Adapun karya tulis ilmiah yang ditulis mereka berjudul “Pembangunan Model Prediksi Kerentanan Malaria di Papua Tahun 2030 Melalui Integrasi Data Geospasial Menggunakan Machine Learning Berbasis WebGIS”. Karya ini dilatarbelakangi kebutuhan percepatan pemberantasan kasus malaria untuk mencapai target global World Health Organization (WHO).

Keluar sebagai juara pertama dari perlombaan ini tentu bukan proses yang singkat dan mudah bagi tim. Manajemen waktu menjadi tantangan besar yang mereka hadapi, mengingat perlombaan ini diikuti berbarengan dengan masa perkuliahan. Ketiganya yang merupakan mahasiswa tingkat akhir juga perlu lebih ekstra dalam mengupayakan pembagian waktu dengan baik. Selain itu, tim pun terkendala keterbatasan data serta teknis. Namun, dengan komitmen tim, mereka melewati tantangan yang ada dengan menentukan skala prioritas terhadap kesibukan.

Selain komitmen, kerja sama yang baik juga menjadi salah satu kunci kemenangan Tim East ITB. Walaupun mereka memiliki tugas masing-masing, Mentari sebagai perancang metode penelitian yang akan digunakan, Aldi bertugas dalam mengolah data, dan Fadila yang bertugas mengembangkan ide serta permasalahan, ketiganya tetap saling bekerja sama dalam penulisan karya tulis ilmiah tersebut.

Selama proses penulisan karya tulis ilmiah tersebut, serangkaian proses penting mereka lakukan, mulai dari brainstorming ide dan penentuan masalah, perancangan metodologi, pencarian data, hingga pengolahan data dan pembuatan karya tulis ilmiah.

“Hal yang paling menarik dan perlu dipersiapkan dengan matang dalam pembuatan KTI adalah terkait dengan penentuan masalah dan penyusunan alur dari penelitian yang akan dilakukan. Pada tahap ini kami perlu memperbanyak informasi mengenai permasalahan yang saat ini sangat urgen untuk diselesaikan sesuai dengan tema yang ada serta menentukan metode penelitian yang dapat dilakukan. Meskipun membutuhkan waktu, proses ini memberikan banyak pengetahuan baru bagi kami dan hal tersebut menjadi poin penting yang kami harapkan,” ujar Mentari.

Perjalanan mengikuti lomba ini membuka wawasan baru dan pengalaman riset bagi mereka. Aldi mengatakan, “Dengan kegiatan riset, kami dapat melatih diri untuk berinovasi dan menerapkan pembelajaran yang telah ada di kuliah untuk menyelesaikan permasalahan nyata yang ada di sekitar kita. Selain itu, kami juga berkesempatan memperoleh skill baru yang tidak didapat di bangku perkuliahan.”

Besarnya manfaat yang diperoleh Tim East dapat menjadi inspirasi dan semangat bagi mahasiswa ITB lainnya, terutama dalam hal keberanian mencoba.

“Jangan takut mencoba. Rasa takut di awal pasti ada, apalagi ketika kita masih merasa tidak cukup. Selama masih kuliah, manfaatkan masa ini untuk belajar banyak hal dan jangan takut untuk gagal. Salah satu prinsip yang aku pegang adalah harus ingat kalau manusia itu pembelajar seumur hidup. Jadi tidak apa-apa kalau pernah gagal dan salah, yang penting kita evaluasi, dapat hal baru, dan harus coba untuk melawan rasa takut itu,” kata Fadila.

Reporter: Zahra Salsabila (Teknik Geodesi dan Geomatika, 2021)

#prestasi mahasiswa #teknik geodesi dan geomatika