OSKM 2015: Diklat Panitia sebagai Sarana Penempaan Insan Akademis
Oleh Abdiel Jeremi W
Editor Abdiel Jeremi W
BANDUNG, itb.ac.id - Disingkat menjadi 'diklat', pendidikan dan pelatihan adalah salah satu sarana belajar mahasiswa di samping bangku kuliah. Dengan adanya diklat, keterampilan dan nilai-nilai suatu Unit Kegiatan Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), atau suatu komunitas dapat diwariskan, sehingga terdapat kualitas SDM yang mumpuni. ITB adalah salah satu institusi yang menggunakan diklat sebagai alat pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswanya. Salah satunya, diklat panitia Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa (OSKM) 2015. Diklat yang dilaksanakan selama libur semester genap ini eksklusif bagi mahasiswa ITB yang baru beranjak ke tingkat kedua perkuliahan. Sebagai calon panitia kaderisasi, diklat yang diterima para calon panitia bertipe diklat kaderisasi. Bertanggung jawab atas kaderisasi termegah se-ITB, panitia-panitia yang nantinya bertugas diharapkan memiliki kemampuan yang cukup dalam bertugas di tiap divisi. Oleh karena itu, materi yang didapatkan tiap divisi memiliki kekhasan masing-masing.
Sesuai dengan tujuan OSKM 2015, yaitu untuk membentuk jiwa insan akademi, divisi Mentor bertugas sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran mahasiswa baru. Mentor bertugas untuk membimbing mahasiswa-mahasiswa baru dalam mencapai tujuan tersebut. Divisi Mentor pada tahun ini dinamai Lascaya Andamarsa yang berarti 'Pelindung yang Sigap sebagai Pelita dan Selalu Gembira'. "Mentor adalah orang yang paling banyak berinteraksi dengan peserta, sehingga mereka harus memiliki jiwa seorang kakak yang setia membimbing. Selain itu, juga harus memiliki kemampuan untuk menarik benang merah dari materi-materi yang telah diberikan," ujar Dhika mengenai kekhasan divisi Mentor. Divisi yang beranggotakan 600-an orang ini terampil dalam mengomunikasikan dan mengeksplor materi yang telah didapatkan mahasiswa baru.
Untuk menjaga terjaminnya keselamatan peserta dan panitia selama rangkaian kegiatan OSKM 2015, divisi Medik menugaskan 240 pasukannya dalam tiga hari acara. Personel-personel divisi Medik memiliki fisik yang tangguh agar dapat siaga dan profesional menolong siapapun yang membutuhkan pertolongan kesehatan. "Medik harus selalu sigap dengan hal-hal yang darurat," tambah pria kelahiran Jakarta tersebut. Keistimewaan divisi ini ialah pengaryaan bernama Â&pos;Saos KecapÂ' yang telah mereka selenggarakan pada hari Rabu (12/08). Pada pengaryaan ini, terdapat kegiatan donor darah, medical check up, dan sosialisasi kesehatan. Mereka berhasil mengumpulkan darah sebanyak 35 liter dan memberikan medical check up gratis kepada 60 orang selama enam jam. Darah yang diterima kemudian diserahkan kepada PMI Kabupaten Sumedang. "Pengaryaan Saos Kecap merupakan salah satu bagian dari diklat divisi Medik. Itu adalah target yang ditetapkan oleh kadiv mereka," ujar Dhika.
Selain panitia lapangan, beberapa divisi nonlapangan juga melakukan diklat untuk memastikan kualitas SDM timnya. Workshop dan latihan adalah metode yang diberikan kepala divisi Dokumentasi kepada anggotanya. Bekerja sama dengan unit Liga Film Mahasiswa (LFM), materi workshop dokmentasi berupa dasar-dasar fotografi, foto dokumentasi sosial, dan mengambil momen. Workshop ini dilanjutkan dengan latihan berupa dokumentasi di pusat keramaian, latihan divisi Perform, dan simulasi serta gladi OSKM. Latihan-latihan yang dilakukan bertujuan untuk mengumpulkan pengalaman dan membiasakan anggota dalam memanfaatkan kamera dan angle. Pada akhirnya, metode diklat masih merupakan metode terbaik dalam mendapatkan kualitas SDM yang dibutuhkan dalam OSKM 2015. "Rangkaian OSKM 2015 diharapkan dapat menjadi ajang penyadaran bagi mahasiswa baru yang dididik dan mahasiswa angkatan 2014 tentang sudah sampai di mana kesiapan kita sebagai lulusan Perguruan Tinggi. Juga sebagai momen refleksi bagi mahasiswa angkatan 2013 ke atas tentang kehadiran mahasiswa baru yang akan meneruskan perjuangan," tutup Dhika.
Sumber dokumentasi: Divisi Dokumentasi OSKM 2015