Outbound Management Training Tim Protokol ITB

Oleh Samuel Simon

Editor Samuel Simon

BANDUNG, itb.ac.id - Siapa yang selalu hadir dalam setiap upacara resmi ITB? Tim Protokol jawabannya. Mulai dari sidang penerimaan mahasiswa baru, wisuda, hingga upacara resmi yang melibatkan pihak rektorat ITB, tim ini tidak pernah absen menjadi pengatur acaranya. Lihatlah orang-orang berjas hitam yang menjaga pintu Sabuga pada setiap wisuda. Merekalah Tim Protokol ITB, sebuah tim yang terdiri dari para mahasiswa dan karyawan ITB. Dalam rangka meningkatkan kualitas dalam melaksanakan tugasnya, Tim Protokol mengadakan Outbound Management Training (OMT) bagi para anggota-anggota barunya. Tidak kurang dari 50 orang ikut serta dalam acara yang diadakan pada Sabtu (28/6) di Sari Ater ini. Di tempat tersebut, tim ini diberikan beberapa materi yang sebagian besar menekankan akan arti kerjasama. Tim ini dibagi menjadi empat kelompok kecil, namun untuk mengetahui pembagian kelompoknya tersebut, setiap orang harus melihat namanya yang diletakkan di atas bambu dengan tinggi sekitar 2,5 meter. Tidak hanya itu saja, setiap orang yang sudah melihat namanya di sana, harus membubuhkan tanda tangan di dekat namanya. Kegiatan ini benar-benar membutuhkan usaha dan kerjasama dari semua orang yang ada. Setelah mengikuti beberapa permainan di lapangan yang luas, kelompok-kelompok kecil tersebut diajak untuk bermain “flying fox”. Namun yang membuat ciut nyali beberapa orang, untuk dapat sampai ke atas, semua peserta harus melakukan panjat dinding (wall climbing) terlebih dahulu. Kepucatan mulai tampak di wajah para peserta saat melihat temannya yang tergantung di dinding, diam tak bergerak. Mereka terus memberi semangat bagi temannya sampai dia berhasil melewati dinding tersebut. Namun, setelah kembali dari atas, para peserta biasanya langsung berseru,“Seru! Jadi pengen lagi”. Di akhir acara, keempat kelompok tadi digabung kembali menjadi satu kelompok besar. Kelompok besar ini diberikan dua buah tugas akhir, yaitu memindahkan air dari sumbernya ke tempat lain dan mendirikan bendera dengan bambu-bambu. Air yang akan dipindahkan berjarak sekitar 20 meter, dan ember yang akan diisi air juga memiliki banyak lubang, sedangkan gayung yang disediakan hanya 12 buah. Air tersebut diisikan ke dalam ember yang berlubang agar bola yang ada dalam ember tersebut dapat keluar. Kegiatan ini membuat kerja sama yang baik dalam menutup lubang, memberikan gayung berisi air, dan mengembalikan gayung tersebut. Pada tugas yang kedua, para peserta bekerja sama mendirikan tiang bendera dari 3 buah bambu sehingga dicapai tiang dengan ketinggian 7,5 meter. Akhirnya tugas tersebut dapat diselesaikan dalam waktu 57 menit dari target waktu seharusnya 90 menit. Sebelum kembali ke ITB, para fasilitator yang ada di sana memberikan sedikit pesan moral bagi para peserta, beberapa perwakilan peserta juga ikut memberikan kesan pesannya pada acara ini. Ibu Anis, selaku kepala Tim Protokol ITB, memberikan pesan terakhir, kemudian beliau melantik para anggota baru Tim Protokol ITB dengan menyematkan lencana kepada delapan orang perwakilan mahasiswa.