P-P2Par ITB dan Disporaparekraf Provinsi Papua Tengah Berkolaborasi dalam Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Papua Tengah
Oleh Abadi Raksapati - P-P2Par ITB
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
TIMIKA, itb.ac.id - Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2Par) ITB bekerja sama dengan Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disporaparekraf) Provinsi Papua Tengah melaksanakan kegiatan penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan (Ripparprov) Papua Tengah pada tahun 2025. Dalam rangka penyusunan Ripparprov tersebut pada tanggal 14-18 Oktober 2025 dilaksanakan kegiatan diskusi kelompok terpumpun (FGD) di Hotel Swiss Bellinn Timika.
Kegiatan ini dihadiri perwakilan dinas pariwisata dari Kabupaten Nabire, Dogiyai, Mimika, Intan Jaya, Puncak, dan Kabupaten Puncak Jaya. Selain itu, turut hadir perwakilan dari unsur organisasi perangkat daerah (OPD) tingkat Provinsi Papua Tengah, di antaranya dari Bapperida Papua Tengah, Dinas Perhubungan, Dinas Perikanan, Penyuluhan Ketahanan Pangan, dan dinas lainnya.
Kegiatan diskusi kelompok terpumpun ini dibuka oleh Kepala Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Disporaparekraf Provinsi Papua Tengah, Julius Edaway, S.Sos. yang mewakili Kepala Disporaparekraf Provinsi Papua Tengah. Dalam pembukaannya, beliau menyampaikan amanat dari Kepala Dinas Poraparekraf Papua Tengah bahwa FGD ini menjadi modal dalam penyusunan Ripparprov yang akan menjadi pondasi pembangunan kepariwisataan Provinsi Papua Tengah dua puluh tahun kedepan.

Kegiatan penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov) Papua Tengah ini sangat strategis dan menjadi salah satu prioritas kegiatan yang dilakukan oleh Disporaparekraf Papua Tengah pada tahun 2025. Oleh karena itu, dukungan dari kabupaten dan OPD terkait di tingkat provinsi menjadi sangat penting dan menentukan.
Kegiatan FGD ini menghasilkan beberapa poin kesepakatan sebagai dasar penyusunan Ripparprov Papua Tengah tahun 2025-2045. Beberapa poin tersebut, di antaranya:
Sebagai Daerah Otonomi Baru, Provinsi Papua Tengah saat ini tengah gencar melakukan akselerasi pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan luas wilayah yang demikian besar dan terdiri atas delapan Kabupaten, Provinsi Papua Tengah menghadapi tantangan pembangunan yang sangat besar mulai dari infrastruktur hingga pengembangan sumber daya manusia. Oleh karena itu, perlu langkah-langkah taktis dan efektif agar proses pembangunan yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan menghasilkan manfaat yang optimal bagi daerah dan masyarakat Papua Tengah dengan prinsip adil dan merata.
Salah satu potensi besar Provinsi Papua Tengah yang saat ini belum tergali dengan optimal adalah potensi pariwisata. Keberadaan kawasan pegunungan hingga kawasan pantai, selain bentang alam dan keunikan budaya masyarakatnya merupakan harta yang saat ini belum dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pembangunan Provinsi Papua Barat khsususnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Meski demikian, Provinsi Papua Tengah sesungguhnya telah lama dikenal sebagai destinasi pariwisata kelas dunia karena keberadaan Gunung Jaya Wijaya dengan Puncak Jaya (cartenz) yang merupakan bagian dari 7 Summit of The World yang mewakili kawasan Oceania. Selain itu, keberadaan kawasan Teluk Cenderawasih dengan keanekaragaman hayati yang tinggi telah lama menjadi daerah tujuan wisata, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Meski paket wisata yang saat ini dijual masih menyasar wisatawan minat khusus dengan paket wisata yang ekslusif, kedepan diharapkan tetap melibatkan masyarakat dengan memperhatikan keseimbangan dan keberlanjutan baik dari sisi lingkungan maupun sosial.

Selain itu, Pengembangan berbagai daya tarik wisata yang ada di Provinsi Papua Tengah dengan menyesuaikan pasar yang ada sangat penting agar penyebaran manfaat pariwisata dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Sebagaimana diketahui bahwa potensi budaya dan alam Papua barat sangat besar dan masih belum tergali sebagai daya tarik wisata.
Dalam pembangunan wilayah, pemberdayaan masyarakat menjadi isu yang sangat penting dilakukan di Provinsi Papua Tengah karena rentannya Kawasan Provinsi Papua Tengah dengan isu-isu terkait dengan pemerataan dan keadilan sosial. Oleh karena itu, pariwisata sangat potensial dikembangkan karena sifatnya yang padat karya dan dapat mengoptimalkan keterlibatan masyarakat sehingga masyarakat dapat ikut merasa memiliki dan bertanggung jawab dengan pembangunan yang dilakukan. Dengan berkembangnya pariwisata di berbagai daerah tujuan wisata yang tersebar di kawasan Papua Tengah yang selama ini rawan dari aspek keamanan dan juga ancaman disintegrasi diharapkan dapat semakin dikikis dan semakin terbuka menerima pengunjung dari luar.
Rangkaian kegiatan penyusunan Ripparprov Papua Tengah masih akan terus berjalan hingga akhir tahun. Rangkaian selanjutnya adalah melakukan survei lapangan ke beberapa titik destinasi pariwisata potensial yang ada di Provinsi Papua Tengah. Selain itu, upaya diskusi dan penggalian informasi serta aspirasi dari para pemangku kepentingan terus dilakukan untuk menghasilkan rumusan Ripparprov yang aplikatif dan mampu mengakomodasi kepentingan para pihak yang ada di Provinsi Papua Tengah.








