Pagelaran PLE PSTK-ITB: Pertunjukan Sebagai Pemersatu Budaya
Oleh alitdewanto
Editor alitdewanto
BANDUNG, itb.ac.id- Pada Sabtu (05/12/09), calon anggota Perkumpulan Seni Tari dan Karawitan Jawa (PLE PSTK-ITB) menggelar sebuah pagelaran seni budaya bertemakan Seserahan Kangge Paseduluran - persembahan untuk ikatan persaudaraan, bertempat di selasar lantai dasar Gedung Kuliah Umum (GKU) Timur Institut Teknologi Bandung.
"Acara ini diselenggarakan sebagai syarat dari calon anggota PSTK yang ingin menjadi anggota PSTK. Kami diharuskan membuat pagelaran yang acaranya kami yang handle sepenuhnya," tutur Teguh Wibowo (SITH'09) sebagai koordinator divisi acara. Pagelaran yang berlangsung dari pukul 09.30 WIB hingga pukul 11.15 WIB ini telah dipersiapkan selama satu setengah bulan oleh seluruh calon anggota PSTK tersebut. Mereka diberikan parameter dan beberapa kewajiban dan standar acara, termasuk kewajiban untuk mempublikasikannya. "Kami mempublikasikan acara ini melalui Facebook, flyer, dan ngomong langsung di kelas-kelas," tambah Getbogi Hikmawan (FMIPA'09), selaku ketua pagelaran ini.
Pada awal acara, para penonton disambut dengan Gending dan lagu-lagu persembahan dari PSTK, kemudian dilanjutkan sambutan dari panitia-panitia. Beberapa panitia kemudian mempersembahkan tari Gunungsari - tari laki-laki dari kebudayaan Jawa, yang mengawali babak drama yang dibawakan secara budaya Jawa. "Keseluruhan bagian drama mempunyai pesan tersendiri, misalnya tadi ada babak yang mengajarkan agar kita selalu ingat pada orangtua," jelas Teguh.
Sehari sebelum pagelaran ini berlangsung, seluruh panitia PLE PSTK-ITB telah mengadakan segala persiapan untuk mempersiapkannya. "Kemarin kami telah mengadakan simulasi dan gladi resik, setelah kami menata setting pagelaran dan mempersiapkan barang-barang yang diperlukan," ujar Teguh sambil menjelaskan.
Calon anggota PSTK-ITB rupanya berasal tidak hanya dari Pulau Jawa, namun juga berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Walaupun calon-calon anggota PSTK berasal dari etnik yang berasal dari se-Indonesia yang mungkin berbeda, mereka memiliki sebuah kebudayaan yang harus mereka lestarikan dan kembangkan, seperti budaya tari dan karawitan yang berasal dari Jawa. "Sesuai tema acara kita, pagelaran ini merupakan pemersatu dan persembahan bagi persaudaraan PSTK 2009," tutur Getbogi. "Ada yang berasal dari Jakarta dan Bandung, bahkan ada juga yang berasal dari Balikpapan. Namun dari semuanya, kebanyakan memang berasal dari Jawa Tengah," sambung Teguh. Tidak hanya berasal dari berbagai daerah, calon anggota PSTK 2009 ini ternyata tidak hanya berasal dari mahasiswa angkatan 2009, namun ada juga yang berasal dari angkatan sebelumnya, misalnya ada beberapa calon anggota yang berasal dari angkatan 2008.
Seluruh calon anggota PSTK yang berasal dari berbagai dari berbagai latar belakang ini berhasil memainkan drama-drama kebudayaan Jawa yang dibawakan secara apik, ditambah dengan iringan gendang dan lagu-lagu Jawa yang begitu indah. Rupanya, seluruh keindahan ini berhasil mengundang perhatian 61 penonton dari berbagai fakultas/sekolah yang ada di ITB. "Bahkan, 58 orang diantaranya menonton dari awal hingga akhir acara," tambah Teguh. Kebanyakan dari penonton yang hadir itu berasal dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). "Banyak dari teman-teman kami yang berasal dari situ," tambahnya.
Acara pagelaran kemudian ditutup dengan kata penutup yang dibawakan oleh pembawa acara. Penonton juga diberikan kuesioner untuk diisi sebagai tolak ukur keberhasilan mereka. "Dari hasil kuesioner, lebih dari 75% penonton menyatakan puas dengan hasil pertunjukan kami," jelas Teguh. Menurut Teguh, hal ini merupakan salah satu parameter keberhasilan yang dibutuhkan dalam acara ini.
[Reporter: Hastri Royyani, Writer: Christanto]
Pada awal acara, para penonton disambut dengan Gending dan lagu-lagu persembahan dari PSTK, kemudian dilanjutkan sambutan dari panitia-panitia. Beberapa panitia kemudian mempersembahkan tari Gunungsari - tari laki-laki dari kebudayaan Jawa, yang mengawali babak drama yang dibawakan secara budaya Jawa. "Keseluruhan bagian drama mempunyai pesan tersendiri, misalnya tadi ada babak yang mengajarkan agar kita selalu ingat pada orangtua," jelas Teguh.
Sehari sebelum pagelaran ini berlangsung, seluruh panitia PLE PSTK-ITB telah mengadakan segala persiapan untuk mempersiapkannya. "Kemarin kami telah mengadakan simulasi dan gladi resik, setelah kami menata setting pagelaran dan mempersiapkan barang-barang yang diperlukan," ujar Teguh sambil menjelaskan.
Calon anggota PSTK-ITB rupanya berasal tidak hanya dari Pulau Jawa, namun juga berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Walaupun calon-calon anggota PSTK berasal dari etnik yang berasal dari se-Indonesia yang mungkin berbeda, mereka memiliki sebuah kebudayaan yang harus mereka lestarikan dan kembangkan, seperti budaya tari dan karawitan yang berasal dari Jawa. "Sesuai tema acara kita, pagelaran ini merupakan pemersatu dan persembahan bagi persaudaraan PSTK 2009," tutur Getbogi. "Ada yang berasal dari Jakarta dan Bandung, bahkan ada juga yang berasal dari Balikpapan. Namun dari semuanya, kebanyakan memang berasal dari Jawa Tengah," sambung Teguh. Tidak hanya berasal dari berbagai daerah, calon anggota PSTK 2009 ini ternyata tidak hanya berasal dari mahasiswa angkatan 2009, namun ada juga yang berasal dari angkatan sebelumnya, misalnya ada beberapa calon anggota yang berasal dari angkatan 2008.
Seluruh calon anggota PSTK yang berasal dari berbagai dari berbagai latar belakang ini berhasil memainkan drama-drama kebudayaan Jawa yang dibawakan secara apik, ditambah dengan iringan gendang dan lagu-lagu Jawa yang begitu indah. Rupanya, seluruh keindahan ini berhasil mengundang perhatian 61 penonton dari berbagai fakultas/sekolah yang ada di ITB. "Bahkan, 58 orang diantaranya menonton dari awal hingga akhir acara," tambah Teguh. Kebanyakan dari penonton yang hadir itu berasal dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). "Banyak dari teman-teman kami yang berasal dari situ," tambahnya.
Acara pagelaran kemudian ditutup dengan kata penutup yang dibawakan oleh pembawa acara. Penonton juga diberikan kuesioner untuk diisi sebagai tolak ukur keberhasilan mereka. "Dari hasil kuesioner, lebih dari 75% penonton menyatakan puas dengan hasil pertunjukan kami," jelas Teguh. Menurut Teguh, hal ini merupakan salah satu parameter keberhasilan yang dibutuhkan dalam acara ini.
[Reporter: Hastri Royyani, Writer: Christanto]