Pak Raden dan 4 Tokoh Dianugerahi Ganesa Widya Jasa Utama
Oleh Muhammad Hanif
Editor Muhammad Hanif
Drs. Suyadi merupakan pembuat dan pemeran karakter terkenal pada serial boneka 'Si Unyil', Pak Raden. Atas jasanya sebagai pelopor bidang industri kreatif klaster animasi dan tokoh animator Indonesia Pak Raden dianugerahi pernghargaan prestisius tersebut. "Mimpi apa saya?" ujar Pak Raden saat namanya disebut untuk menerima penghargaan.
Terlihat raut wajah haru bercampur bahagia di wajah alumni Seni Rupa ITB angkatan 1952 saat dikalungkan medali penghargaan oleh Prof. Akhmaloka. Berkali-kali pria yang pernah menjadi dosen Fakultas Seni Rupa ini mengucapkan terima kasih kepada ITB yang telah memberinya penghargaan tersebut.
Pria berpenampilan nyentrik tersebut mengaku senang dan bangga mendapatkan penghargaan dari almamaternya itu. Saat penerima penghargaan lain berpenampilan formal dengan menggunakan jas dan dasi, Pak Raden datang menggunakan setelan kebanggannya sebagai Pak Raden dengan mengenakan setelan adat Jawa dengan blangkon, togkat dan sepatu khasnya.
Arsitek Kesayangan Bung Karno Dianugerahi Penghargaan
Penghargaan Ganesa Widya Jasa Utama juga diberikan kepada F. Silaban atas jasa dan prestasinya di bidang arsitektur. Arsitek kesayangan Bung Karno ini memang telah wafat pada 14 Mei 1984 namun hasil kerja kerasnya dapat kita lihat sampai sekarang seperti Masjid Istiqlal Jakarta, Tugu Selamat Datang Bundaran HI, Monumen Nasional Pembebasan Irian Barat Jakarta, dan lain-lain.
Dr. Martha Tilaar juga meraih penghargaan yang sama atas jasa dan prestasinya dalam pengembangan kosmetik asli Indonesia berbahan alam. Dalam pengembangan kampus ITB, Martha Tilaar berjasa membangun taman yang ditanami tanaman obat, kosmetik, dan aromaterapi di area Sekolah Farmasi ITB.
Dra. Dian Wahdiani Syarief, Apt., dianugerahi Penghargaan Ganesa Widya Jasa utama atas jasanya mendirikan Yayasan Syamsi Dhuha yang peduli terhadapt penderita lupus di Indonesia. Yayasan yang berdiri pada 2003 ini telah menolong lebih dari 500 orang penyandang lupus di Indonesia.
Pendiri Laboraturium Klinik Prodia Andi Wijaya, Apt., Ph.D., MBA., juga meraih penghargaan pada kategori yang sama. Andi Wijaya sendiri tidak dapat menghadiri acara penganugerahan karena sedang dirawat di Singapura.