Pameran Kriya ITB Dorong Mahasiswa Menjadi Desainer Sekaligus Pengusaha
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id — Program studi Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB) menggelar “Final Showcase Pameran dan Penilaian Ujian Akhir Semester Ganjil 2023/2024 Mahasiswa Kriya ITB”, di Design Centre, Gedung Center for Art, Design, and Language (CADL), ITB Kampus Ganesha, Jumat (15/12/2023).
Dosen mata kuliah Wirausaha Kriya dan Manajemen Kriya, yakni Bintan Titisari, S.Ds., M.Ds., Ph.D., Nadia Arfan, S.Ds., M.S.M., Sasanti Puri Andini, S.Ds., M.Ds., yang juga pemilik Alun Biru Studio, dan Tania Kardin, S.Ds. yang juga pemilik KAR Jewelry, hadir langsung dalam kegiatan tersebut. Seluruhnya berusaha mereplika Shark Tank TV Show dengan konsep yang lebih sederhana.
Bintan Titisari, S.Ds., M.Ds., Ph.D., mengatakan, selain memamerkan karyanya, mahasiswa diharuskan pitching selama 5 menit di depan dosen dan para juri tamu.
“Mereka memaparkan latar belakang pembuatan karya dan rancangan bisnis yang digagas untuk menggaet nilai dan ‘investasi’ dari para juri,” ujarnya. Investasi yang dimaksud berbentuk kancing dan dianggap bernilai 1 miliar setiap buahnya.
Adapun juri tamu yang diundang merupakan pengusaha dari berbagai bidang. Mereka adalah owner Addictea dan Aumone, Mutia Safrina; owner MKS Shoes, Fitria Vidyawati; owner Pala Nusantara, Slamet Riyadi; owner Dama Kara dan Indogarment, Nurdini Prihastini; owner Kandura Keramik, Tisa Granicia, dan owner Jejakurcaci, Dani Effendi. Kehadiran juri tamu diharapkan dapat membuat penilaian lebih objektif dan memberikan saran yang membangun untuk peserta.
“Juri tamu memberikan respons positif dari kegiatan ini. Mereka secara sukarela datang untuk menilai karya mahasiswa, memberikan masukan untuk proses pembelajaran, dan membagikan ilmunya saat menggeluti dunia bisnis,” ujarnya.
Wirausaha Kriya dan Manajemen Kriya adalah mata kuliah wajib bagi mahasiswa semester 7. Beliau menekankan mahasiswa tidak hanya membuat desain produk yang baik, tetapi dapat menjual karyanya dan mendapatkan keuntungan.
Produk yang dibuat beragam dan berkaitan di ranah produk yang pernah mahasiswa pelajari sebelumnya. Dalam pameran kali ini, ditampilkan karya dari 8 kelompok Kriya Ganesha dan 4 kelompok Kriya Cirebon.
Beliau mengaku bangga dengan hasil yang dicapai. Menurutnya, tidak mudah untuk mengganti sudut pandang dari seorang desainer menjadi pengusaha. Mahasiswa diminta mendeskripsikan ide kemudian memikirkan marketing terbaik agar meraup untung maksimum dalam waktu singkat.
“Saya berharap mahasiswa bisa merealisasikan rancangan bisnis mereka ini ketika lulus nanti. Mereka bisa memproduksi karyanya dalam jumlah masif dan sukses lewat karya tersebut. Final Showcase ini memberikan ruang bagi mahasiswa untuk berinteraksi dengan perajin, pengusaha, dan masyarakat umum. Pada akhirnya mereka mampu mengasah kemampuan komunikasi dan manajemen waktu maupun manusia. Rasa percaya diri dan keseriusan mereka dalam menggarap projek ini pun semakin meningkat karena karyanya akan dinikmati oleh publik. Saya berharap dosen lainnya bisa meniru sistem penilaian seperti ini,” tutur Bintan Titisari, S.Ds., M.Ds., Ph.D.
Selain pameran kriya, pengunjung menyaksikan peragaan busana yang merupakan tugas akhir mata kuliah Fashion Research dan Pameran Reka Struktur yang menawarkan berbagai kreasi dari benang.
Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)
Editor: M. Naufal Hafizh