Pameran Lukisan 90 Derajat: Tuangkan Sudut Pandang Kehidupan dalam Lukisan
Oleh Shabrina Salsabila
Editor Shabrina Salsabila
Pameran yang bertajuk 90° ini bertujuan agar setiap peserta pameran mendapatkan pengalaman pertama dalam mengapresiasi dan menyelenggarakan sebuah pameran. Sembilan Puluh Derajat dipilih sebagai judul pameran kali ini karena 90° merupakan sudut yang terbentuk dari perpotongan garis horizontal dan vertikal. Garis vertikal merepresentasikan hubungan spiritual manusia dengan Tuhan sedangakan garis horizontal diibaratkan hubungan manusia dengan lingkungan.
Sebagai manusia yang hidup diantara kedua garis tersebut tentunya mempunyai pemahaman sendiri dalam menyikapi garis-garis tersebut. Dalam pameran ini 90° merupakan rangkuman dari sudut pandang para mahasiswa Seni Lukis FSRD ITB tentang kehidupan yang kemudian dituangkan dalam lukisan.
"Dengan mempertimbangkan sudut pandang subjektif, minat, latar belakang, dan visi misi, kami mencoba merangkum ke dalam satu tema yang mencakup semua perbedaan tersebut," ujar Ahmad Irianto (Seni Rupa 2011)
Pengunjung dari pameran ini kebanyakan merupakan pelajar dan mahasiswa. Diantaranya adalah Gisel (Teknik Fisika 2011) dan Patricia Fernanda dari Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) yang berpendapat bahwa Pameran 90° ini sangat menarik karena setiap karya yang ditampilkan memiliki pesan yang menyampaikan masalah yang sering dihadapi di kehidupan sehari-hari.
Salah satu lukisan yang dipamerkan adalah lukisan yang berjudul "Saya dan Kamu Merugi" karya Ahmad Irianto. Dalam lukisan ini Ahmad mencoba untuk menyindir orang-orang yang kebanyakan melakukan banyak aktivitas tanpa memahami aktivitas itu sendiri. Selain itu, Ahmad juga ingin mengajak penikmat lukisan untuk kembali mencari jati diri masing-masing dan mencari tahu alasan Tuhan menciptakan manusia.
"Semoga pameran kali ini dapat menjadi kontribusi bagi perkembangan budaya yang senantiasa dituntut untuk melahirkan ide-ide kreatif dan menjadi catatan sejarah di masa depan," ujar Woko Elsaad, pengelola Galeri Kita.