Pameran Mandalacakra, Melebihi Observasi Tentang Alam
Oleh asni jatiningasih
Editor asni jatiningasih
"Sekilas melihat karya-karyanya (Purjito-Red), saya seperti melihat sebuah lingkaran dari proses petualangan panjang dalam berkarya," pendapat lain disampaikan oleh Edhi Sunarso seperti dikutip dalam sekapur sihir Mandalacakra. Menurutnya, perubahan-perubahan karakter terlihat dari beberapa karya yang menunjukan kematangan yang sudah seharusnya dimiliki oleh semua seniman patung. Berawal dari realisme kemudian mulai bermain-main dengan aliran abstrak figurative dan abstrak lalu kembali lagi bermain dengan bentuk-bentuk realis alami yang jauh lebih matang.
Pameran Mandalacakra, diselenggarakan 3-17 Juni lalu bertempat di Galeri Soemardja, Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Pameran menampilkan karya-karya seniman Purjito yang berupa patung-patung dan lukisan. "Karya-karya saya adalah rumpun-rumpun adonan yang bersifat rupa," ujar Purjito.
Karya seni yang ditampilkan diantaranya:
- patung perunggu "Dakon"
- stainless steel "Piranha II"
- perunggu "Dewa Penolong dari Langit"
- kayu sono keling "Setangkub Daun"
- fiber glass,kanvas, akrilik "Salam Bagi Semesta I"
- fiber glass,kanvas, akrilik "Dialog Anak Semesta I"
- charcoal, pastel, akrilik di atas kanvas "Tiada Malu"
Sekilas tentang seniman Purjito
Purjito, lahir di Sleman, 14 Juli 1961. Menempuh pendidikan di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Jurusan Seni Murni, Program Studi Seni Patung. Menyelenggarakan pameran sejak tahun 1984. Beberapa diantaranya:
- Pameran Seni Patung di Karta Pustaka Yogyakarta (1984)
- Sclupture In Freedom di Museum Afandi dan di Dirix Art Gallery Yogyakarta(1999)
- Edwin Gallery Jakarta (2004)
- Poli[chromatic] di Bentara Budaya, Yogyakarta (2009)