Pameran Monochrome Architecture; Kejujuran dalam Desain Hitam Putih

Oleh prita

Editor prita

BANDUNG, itb.ac.id - Foto hitam putih cenderung menampilkan citra secara lebih jujur. Kejujuran adalah kekuatan foto hitam putih yang diperkuat oleh sifat khasnya yang monokromatis. Sama halnya dengan arsitektur. Kejujuran berkaitan dengan keindahan. Maka, hitam putih atau monokromatis menjadi tema dalam Pameran Karya Tugas Akhir yang diselenggarakan di Galeri Labtek IXB Gedung Prodi Arsitektur ITB, 28 Agustus - 11 September 2009.

Dalam bukunya, Vitruvius menekankan pentingnya menjaga proporsi bangunan sesuai dengan proporsi benda-benda alami. Proporsi merupakan kunci yang menentukan bentuk benda-benda alami. Sebuah benda akan dapat tampil alami selama proporsinya masih terjaga. Demikian pula dengan arsitek YB. Mangunwijaya yang menyatakan ketidaksukaannya pada sepatu hak tinggi karena menyalahi prinsip kejujuran. Bila sesuatu ditampilkan jujur, apapun kekurangan dan kelebihannya, maka hal tersebut akan menjadi indah.

Bekerja sama dengan Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung, ramahasiswa studio Perancangan VIII-7 jurusan Arsitektur, Universitas Tarumanagara, menampilkan karya tugas akhirnya. Keseluruhan karya disajikan secara monokromatis lengkap dengan maket. Melalui citra monokromatis, diharapkan karya-karya tersebut akan bercerita secara jujur tentang dirinya dan konteks yang membentuknya.

Beberapa karya yang ditampilkan antara lain Ca Bau Kan Architecture, Shadow Metaphor, 120.000, dan Biotech vs Biospace. Ca Bau Kan Architecture atau Jakarta Film School merupakan sebuah desain sekolah perfilman yang terletak di kawasan kota tua Jakarta.Konsep desain merupakan manifestasi dari film Ca Bau Kan yang sempat bergaung di ranah perfilman Indonesia. 12 atmosfer berbeda dalam film diadaptasikan dalam sequences ruang dalam bangunan. Yang menarik perhatian adalah maket berukuran besar sebagai model miniatur gedung tersebut.

Shadow Metaphor merupakan desain sebuah gedung pusat pertunjukkan wayang. Bangunan yang terdiri dari  tiga gubahan massa ini juga menonjolkan gubahan landscape pada desainnya.Latar belakang desain adalah keinginan untuk membangkitkan kembali wayang sebagai budaya Indonesia yang telah lama tertutup oleh budaya asing. Shadow Metaphor memiliki teater-teater bergaya tradisional dan kontemporer, terdiri dari outdoor teater, wayang orang teater, blackbox teater, yang kesemuanya memberikan pengalaman yang berbeda. Yang menarik adalah taman yang terletak di pusat dari seluruh massa bangunan yang difungsikan sebagai outdoor teater. Dari segi filosofis, pusat merupakan sumber kebajikan; demikian pula dengan pertunjukkan wayang yang biasanya mengandung nilai-nilai kebajikan. Selain itu, setiap teater dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah dan kolom-kolomnya (tiang) bangunan dibuat menerus sehingga menghasilkan ruang komunal yang nyaman dan dekat dengan alam.

Sementara dua karya lainnya yaitu 120.000 dan Biotech vs Biospace, masing-masing merupakan desain dari Stadion Sepakbola Persitara di daerah Sunter Utara, Jakarta, dan pusat riset bioteknologi . 120.000 merupakan jumlah kapasitas stadion yang mengambil konsep spinning tornado ini. Keseluruhan struktur terutama pada kubah, terbuat dari besi dengan aplikasi panel surya pada atap, turbin angin vertikal dan fasade tanpa dinding. Sementara Biotech vs Biospace mengambil bentuk-bentuk organik dan mengusung konsep menyatukan sains dan alam.

Pameran ini selain sebagai sarana studi banding antar universitas, juga menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa Arsitektur ITB. Penting sifatnya untuk mengetahui kemampuan dan saling belajar antar sesama mahasiswa arsitektur. Selain itu, karya-karya tersebut dapat menjadi preseden bagi mahasiswa-mahasiswa arsitektur tingkat awal.