Pemanfaat AI dalam Menyongsong Adaptasi Kebiasaan Baru
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
JAKARTA, itb.ac.id — Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) menyelenggarakan IAPTalks ke-8 dalam rangkaian IAPTalks Series pada Kamis (11/6/2020). IAPTalks ke-8 ini merupakan webinar yang diselenggarakan melalui Cisco Webex Meetings dan dikhususkan bagi anggota IAP. Webinar ini mengangkat tema “Pengembangan Menyongsong Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)” sebagai tema utamanya.
Terdapat enam narasumber yang hadir dalam webinar ini yang salah satu di antaranya adalah Dr. Eng. Ayu Purwarianti, S.T., M.T. sebagai Kepala Pusat Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) Institut Teknologi Bandung. Dalam presentasinya, Dr. Ayu menyebutkan bahwa berbagai negara di dunia saat ini sudah memiliki strategi nasional terkait AI. Sedangkan, Indonesia masih berada dalam tahap inisiasi.
Menurut Dr. Ayu, terdapat tiga alasan mengapa AI diperlukan saat ini. Pertama, perangkat keras yang dimiliki sudah bagus dan mumpuni untuk mengolah data berukuran besar. Kedua, adanya algoritma deep learning mengakibatkan AI memiliki akurasi yang dapat melebihi manusia dalam hal mendeteksi objek tertentu. Ketiga, ketersediaan data yang dapat diakses oleh umum. “Sebenarnya, data yang tersedia bagi peneliti masih terbatas. Oleh karena itu, keberadaan Satu Data Indonesia akan sangat membantu,” ujarnya.
Satu Data Indonesia sendiri merupakan bentuk inisiatif Bappenas dalam pengembangan sistem digital pemerintahan. Menurut Mohammad Irfan Saleh, S.T., M.P.P., Ph.D., sebagai salah satu pembicara dalam seminar tersebut, mengatakan pada dasarnya sistem digital pemerintah memiliki tujuan untuk meningkatkan fungsi pelayanan publik dan dunia usaha, serta kinerja pemerintahan baik antar lembaga, antar wilayah, maupun internal lembaga. Satu Data Indonesia akan menyajikan data statistik, data geospasial, data keuangan negara, big data, dan lain sebagainya setelah melalui proses awal berupa validasi, sinkronisasi, standardisasi, dan pembersihan.
Hal ini sejalan dengan yang disinggung oleh Bambang Dwi Anggono S.Sos., M.Eng., dalam sesi presentasinya. Ia mengungkapkan bahwa perubahan pola pikir perlu dilakukan, setiap lembaga atau wilayah tidak perlu memiliki aplikasi masing-masing, perlu dibangun Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) sebagai platform layanan nasional untuk dimanfaatkan demi kepentingan bersama. SPBE harus bisa mengintegrasi berbagai fitur dan data sehingga bisa berkontribusi pada pembangunan nasional. Dengan begitu, akan tercipta infrastruktur dan aplikasi yang efisien, data lebih aman dan terpadu, serta terwujudnya Satu Data dan Satu Peta Indonesia. “Sehingga dengan dikembangkannya layanan menjadi platform, sistem akan menjadi lebih powerful, efektif, dan murah,” tutur Bambang Dwi Anggono.
Pengembangan AI di Pusat AI ITB
Penggunaan AI dalam dunia industri sendiri sudah dinilai menguntungkan. Contohnya adalah adanya kenaikan pendapatan yang dapat dilihat sejak digunakannya AI dalam fitur sistem rekomendasi di e-commerce yang akan mengarahkan pembeli pada produk-produk yang sekiranya menarik. Untuk itu, saat ini Pusat Artificial Intelligence Institut Teknologi Bandung tengah mengembangkan AI guna dimanfaatkan pada era digitalisasi, baik pada aktivitas masyarakat saat bekerja, mendukung penanganan pandemi COVID-19 di bidang kesehatan, maupun membantu pemerintah atau pihak lainnya dalam pengambilan keputusan.
Beberapa produk yang sedang dikembangkan di antaranya adalah automatic meeting transcription yang dapat membantu pembuatan rangkuman dari sebuah rapat dan conversation analytics yang dapat menggali insight dari sebuah rekaman percakapan telepon terkait pekerjaan tertentu. Pada bidang kesehatan, AI dapat membantu mendeteksi beberapa penyakit berdasarkan data atau dokumen medis.
Kemudian, sedang dikembangkan pula Chatbot Triase dalam upaya mencegah penularan penyakit dari pasien ke tenaga medis sehingga pasien hanya perlu mengikuti instruksi yang diberikan oleh voicebot berdasarkan input yang telah diproses. Sebagai bentuk inisiatif dalam membantu pemerintah, chatbot juga menjadi produk AI yang sedang dikembangkan untuk mencari atau menyebarkan informasi kepada masyarakat melalui media sosial yang umum digunakan.
Selain itu, AI dapat berperan dalam bidang urban or rural planning. Sebab, AI dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang tidak terstruktur, misalnya berupa gambar, teks, video, dan suara. AI juga dapat mewujudkan traffic monitoring untuk melihat kepadatan lalu lintas, banyaknya kendaraan yang keluar atau masuk suatu wilayah, maupun mendeteksi parkir ilegal. Terkait dengan situasi pandemi COVID-19 sendiri, Pusat Artificial Intelligence ITB mengembangkan “COVID-19 social media monitoring” yang merupakan platform untuk memantau perkembangan isu COVID-19 ditengah masyarakat melalui media sosial. Data yang sudah dikumpulkan dan diolah dapat dilihat di laman https://covid19-socmed.id/. Pemanfaatan AI juga sedang dikembangkan guna mengawasi perilaku masyarakat misalnya dalam hal mendeteksi kepatuhan masyarakat dalam mengenakan masker, adanya kerumunan, suhu tubuh, maupun aksi tertentu seperti batuk dan lain-lain.
"Harapan terletak pada Satu Data Indonesia. Kalau Satu Data sudah ada, dapat dilakukan ekstraksi, klasifikasi, dan regresi sehingga akhirnya bisa menjadi bahan keputusan untuk planning. Sebab, AI tanpa data tidak akan hidup," ungkap Dr. Ayu pada akhir sesi presentasinya. Ia juga menekankan bahwa terdapat berbagai alasan yang membuat pengembangan Satu Data Indonesia menjadi hal yang memiliki urgensi untuk dilakukan saat ini.
Reporter: Rizana Salsabila (FTI, 2018)