Pembinaan Profesi Insinyur oleh PII
Oleh Muhammad Arif
Editor Muhammad Arif
Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mengadakan Kursus Pembinaan Profesi Insinyur di ITB. Acara ini digelar pada hari Kamis-Sabtu, 23-25 November 2006. Acara ini digelar di ITB karena ketua PII cabang Bandung saat ini dijabat oleh salah satu guru besar Program Studi Teknik Fisika ITB, Prof. Dr. Haryono. Maka, tidak heran bila acaranya sendiri bertempat di ruang multimedia Program Studi Teknik Fisika ITB. Acara tahunan PII ini tidak hanya digelar di Bandung saja, tapi juga di seluruh Indonesia.
Acara ini mengundang seluruh insinyur yang bekerja di perusahaan-perusahaan yang ada di Bandung. Para peserta diberikan pembinaan mengenai pengesahan gambar konstruksi dan berbagai kemampuan lain yang tidak diajarkan secara mendalam di bangku kuliah. Para peserta yang hadir kebanyakan berasal dari perusahaan-perusahaan swasta, seluruhnya berjumlah 24 orang. Dalam kursus ini juga diberikan materi cara-cara pengisian sertifikat profesi insinyur PII.
“Saat ini seluruh perusahaan di Indonesia menggunakan standarisasi profesi insinyur yang diakui ASEAN, sehingga mampu bersaing dengan insinyur dari luar negeri,”terang salah satu pembicara, Ir. Tjipto Kusumo. Kursus yang digelar PII ini pun membantu para insinyur untuk memperoleh kemampuan dan kapabilitas yang memenuhi standar tersebut.
“Jika nanti peserta kursus telah memenuhi persyaratan, maka mereka akan kami beri sertifikat profesi insinyur yang telah diakui ASEAN dan APEC,” jelas alumni ITB ‘64 sekaligus anggota PII Jakarta ini lagi. Tanpa sertifikat tersebut, banyak insinyur yang ditolak bekerja di perusahaan-perusahaan, terutama perusahaan yang didanai orang asing. Hal inilah yang ditakutkan oleh para pengurus PII, karena dapat menghilangkan kesempatan kerja ribuan insinyur di Indonesia. “Dan yang lebih penting lagi, tidak adanya transfer teknologi. Kalau ini terjadi, waah..kapan negara ini bisa maju?” tandas Pak Tjipto.
Selain mengadakan kursus-kursus pembinaan profesi, PII saat ini juga menjaring para mahasiswa dalam program student member. Menurut Sari, alumnus Teknik Industri ITB, program tersebut memberikan banyak pengetahuan bagi para anggotanya, terutama informasi kerja dan sertifikasi. Kemudahan akses informasi mengenai profesi insinyur ini ddapat diperoleh oleh setiap mahasiswa yang mengambil profesi insinyur di ITB. “Apalagi pimpinan PII Bandung sekarang dijabat oleh dosen ITB sendiri,” ujar Sari sambil tersenyum.
Acara ini mengundang seluruh insinyur yang bekerja di perusahaan-perusahaan yang ada di Bandung. Para peserta diberikan pembinaan mengenai pengesahan gambar konstruksi dan berbagai kemampuan lain yang tidak diajarkan secara mendalam di bangku kuliah. Para peserta yang hadir kebanyakan berasal dari perusahaan-perusahaan swasta, seluruhnya berjumlah 24 orang. Dalam kursus ini juga diberikan materi cara-cara pengisian sertifikat profesi insinyur PII.
“Saat ini seluruh perusahaan di Indonesia menggunakan standarisasi profesi insinyur yang diakui ASEAN, sehingga mampu bersaing dengan insinyur dari luar negeri,”terang salah satu pembicara, Ir. Tjipto Kusumo. Kursus yang digelar PII ini pun membantu para insinyur untuk memperoleh kemampuan dan kapabilitas yang memenuhi standar tersebut.
“Jika nanti peserta kursus telah memenuhi persyaratan, maka mereka akan kami beri sertifikat profesi insinyur yang telah diakui ASEAN dan APEC,” jelas alumni ITB ‘64 sekaligus anggota PII Jakarta ini lagi. Tanpa sertifikat tersebut, banyak insinyur yang ditolak bekerja di perusahaan-perusahaan, terutama perusahaan yang didanai orang asing. Hal inilah yang ditakutkan oleh para pengurus PII, karena dapat menghilangkan kesempatan kerja ribuan insinyur di Indonesia. “Dan yang lebih penting lagi, tidak adanya transfer teknologi. Kalau ini terjadi, waah..kapan negara ini bisa maju?” tandas Pak Tjipto.
Selain mengadakan kursus-kursus pembinaan profesi, PII saat ini juga menjaring para mahasiswa dalam program student member. Menurut Sari, alumnus Teknik Industri ITB, program tersebut memberikan banyak pengetahuan bagi para anggotanya, terutama informasi kerja dan sertifikasi. Kemudahan akses informasi mengenai profesi insinyur ini ddapat diperoleh oleh setiap mahasiswa yang mengambil profesi insinyur di ITB. “Apalagi pimpinan PII Bandung sekarang dijabat oleh dosen ITB sendiri,” ujar Sari sambil tersenyum.