Pemkot Bandung dan ITB Berkolaborasi Perkuat Ketahanan Air dan Iklim Berkelanjutan
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Pemerintah Kota Bandung dan Institut Teknologi Bandung (ITB) memperkuat sinergi dalam mendorong ketahanan iklim serta pengelolaan air berkelanjutan, melalui penandatanganan Deklarasi Komitmen Bersama untuk Bandung Initiative for Water Conservation and Resilience, yang diselenggarakan pada acara Simposium Asia Africa City Network 2025, Selasa (20/5/2025) di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha.
Deklarasi ini menjadi momen penting dalam komitmen bersama membangun kota yang tangguh terhadap perubahan iklim, berbasis inovasi, riset, dan kolaborasi multipihak.
Penandatanganan deklarasi melibatkan tokoh-tokoh penting dari berbagai sektor yang memiliki peran strategis dalam pembangunan serta pengelolaan air berkelanjutan, sebut saja Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan; Pelaksana Harian (Plh.) Rektor ITB sekaligus Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Si.; Penasihat Khusus Menteri Sumber Daya Air dan Kerja Sama Internasional, Dr. Ir. Arie Setiadi Moerwanto, M.Sc.; dan Direktur PT Moya Tangerang, Yuni Supriyanto.

Plh. Rektor ITB sekaligus Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Si., menandatangani deklarasi.
Deklarasi ini memuat enam komitmen utama. Pertama, seluruh pihak sepakat untuk memperkuat aksi kolaboratif dalam menjawab tantangan air di wilayah perkotaan dan regional. Hal ini dilakukan melalui kegiatan riset, kebijakan, pendidikan, advokasi, serta pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh.
Kedua, Bandung akan dikembangkan sebagai pusat keunggulan (Center of Excellence) untuk ketahanan air dan iklim. Kota ini akan menjadi pusat pertukaran pengetahuan, penciptaan teknologi bersama, dan diseminasi praktik terbaik dalam pengelolaan air yang berkelanjutan.
Ketiga, deklarasi ini menekankan pentingnya peran pemuda dan komunitas. Mereka akan didorong untuk menjadi agen perubahan melalui kepemimpinan, inovasi sosial, dan pendekatan berbasis komunitas yang mendukung resiliensi kota terhadap perubahan iklim.

Keempat, para pihak akan mendorong mobilisasi sumber daya baik teknis, finansial, maupun kelembagaan untuk mempercepat pelaksanaan program-program ketahanan air yang berskala besar dan berdampak nyata. Inovasi dalam teknologi adaptasi perubahan iklim menjadi salah satu pilar utamanya.
Kelima, penguatan dialog kebijakan dan reformasi tata kelola air juga menjadi prioritas. Upaya ini mencakup harmonisasi antara kebijakan lokal, nasional, dan regional dengan pendekatan berbasis bukti, partisipatif, dan inklusif.
Terakhir, deklarasi ini menegaskan pentingnya peningkatan literasi publik terkait air. Melalui kampanye edukatif lintas generasi, masyarakat diharapkan lebih sadar, terlibat, dan bertanggung jawab terhadap perlindungan dan pengelolaan sumber daya air.
Kolaborasi antara ITB dan Pemerintah Kota Bandung ini diharapkan menjadi model kemitraan akademik dengan pemerintah dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan krisis air di masa yang akan datang.






