Pendekatan CBT: Memajukan Pariwisata dengan Mengedepankan Komunitas Lokal

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id – Ketika keberlanjutan dan pemberdayaan komunitas menjadi era terbarukan, Community Based Tourism (CBT) menjadi salah satu model yang relevan dalam industri pariwisata. Salah seorang dosen Politeknik Pariwisata Lombok, Achlan Fahlevi R, MBA., membahas CBT di International Virtual Course yang menjadi bagian program Winter School yang diadakan Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB, Sabtu (16/09/2023).

Beliau menjelaskan CBT sebagai pendekatan yang melibatkan komunitas lokal dalam perencanaan dan pengembangan industri pariwisata. “CBT menempatkan komunitas lokal sebagai pusat prosesnya. Ini mencakup perencanaan, manajemen, pengambilan keputusan, serta pemberdayaan masyarakat lokal,” ujarnya.

Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat lokal di berbagai belahan dunia. CBT juga mencakup berbagai jenis pariwisata. Hal ini tidak terbatas pada desa-desa, tetapi juga mencakup gaya hidup lokal, kota-kota tua, alam, petualangan, luxury tourism, dan lain-lain. Hal ini memungkinkan masyarakat lokal untuk membentuk kesejahteraan mereka sendiri.

Meskipun CBT memiliki banyak potensi keuntungan, pendekatan ini juga dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti keterlibatan komunitas, aksesibilitas, dan kapasitas sumber daya manusia. Di sisi lain, CBT membuka berbagai peluang seperti pekerjaan, pelestarian sosial-budaya, dan diversifikasi ekonomi.

   

Dalam kesempatan tersebut, beliau menyajikan studi kasus tentang Wakatobi National Park, khususnya Desa Liya Togo, yang sukses menerapkan CBT.

Diskusi selama acara ini menyoroti hal penting dari CBT, yaitu pengumpulan perspektif anggota komunitas lokal dan prioritas mereka dalam pengembangan pariwisata. Hal ini menekankan pentingnya melibatkan komunitas lokal dalam setiap aspek perencanaan dan pengelolaan pariwisata untuk memastikan keberlanjutan dan manfaat maksimal bagi mereka.

Reporter: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)

Editor: M. Naufal Hafizh


scan for download