Pengelolaan Sumber Daya Air untuk Kedaulatan Air, Pangan, dan Energi

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id – Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB), Pergerakan Disabilitas dan Lanjut Usia (DILANS) Indonesia, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Air Tanah menggelar “Poster Session: Pengelolaan Sumber Daya Air, Krisis Iklim, dan Pembangunan Infrastruktur Inklusif” di Gedung Center for Arts, Design, and Language (CADL) FSRD ITB Kampus Ganesha, Kamis (16/11/2023).

Kegiatan tersebut menjadi salah satu rangkaian kegiatan “Road to International Disability Day: Disability, Social Inclusion, and Climate Crisis”.

Pemateri dari Balai Air Tanah Bandung, Rifandi, mengangkat topik "Pengelolaan Sumber Daya Air". Beliau menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi air yang besar, namun persebarannya belum merata. Saat ini, kondisi cadangan air tanah terbesar di Indonesia berada di Kalimantan sementara Jawa memiliki persentase paling rendah.

Beliau menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya air dengan prinsip keberlanjutan. Terdapat tiga pilar utama dalam prinsip tersebut, yaitu konservasi sumber daya air, pendayagunaan air, dan pengendalian daya rusak air. Ketiga pilar tersebut harus terus diimplementasikan dalam pengelolaan sumber daya air untuk mendukung tercapainya kedaulatan air, pangan, dan energi. Aspek kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan keterjangkauan juga menjadi bagian penting untuk memastikan penggunaan sumber air yang berkelanjutan.

   

Dalam kesempatan ini, Kementerian PUPR mengenalkan World Water Forum yang membahas isu-isu terkini terkait keairan di Indonesia dan dunia. Air penting bagi keberlangsungan makhluk hidup khususnya manusia. Melalui air juga muncul peradaban manusia.

“Cara pengelolaan air melalui pengelolaan yang berkelanjutan, baik itu melalui IPAL, IPAL adalah Instalasi Pengelolaan Air Limbah, maupun dari IPA, Instalasi Pengelolaan Air. Pengelolaan air ini harus ramah lingkungan karena yang dikhawatirkan adalah ketika ada pengelolaan air yang tidak benar, maka alam akan tercemar. Hal ini sesuai dengan salah satu subbidang kami di World Water Forum yaitu Water for Human and Nature,” ujarnya.

Pada 18-24 Mei 2024, Indonesia menjadi tuan rumah World Water Forum ke-10 yang akan digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). Kementerian PUPR berharap partisipasi seluruh lapisan masyarakat, termasuk akademisi, komunitas, dan perusahaan, untuk memberikan ide-ide dan kontribusi dalam menanggulangi masalah keairan.

World Water Forum ke-10 mencakup tiga proses utama, yakni political, thematic, dan regional, dengan tema utama melibatkan aspek keamanan air, kemakmuran, pengelolaan risiko bencana, tata kelola, kerja sama, diplomasi air, pembiayaan berkelanjutan, serta pengetahuan dan inovasi.

Keberhasilan World Water Forum ke-10 memerlukan dukungan luas dari berbagai pihak. Oleh karena itu Kementerian PUPR melalui kegiatan ini mengajak masyarakat dapat berpartisipasi aktif, baik sebagai peserta umum, pembicara, maupun pengunjung. Diharapkan World Water Forum tersebut dapat menjadi tonggak penting dalam menjaga keberlanjutan sumber daya air untuk generasi mendatang, baik Indonesia maupun dunia.

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)

Editor: M. Naufal Hafizh