Pengembangan HCM yang Maksimal Dorong Kinerja Pegawai Optimal
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Human Capital Management (HCM) merupakan faktor perubahan yang sangat mendasar bagi sebuah organisasi untuk melakukan pengelolaan sumber daya manusia (SDM). Setiap insan tentu memiliki potensi yang beragam dan perlu dikembangkan secara mandiri maupun melalui sistem agar bisa menghadirkan pembaruan demi tercapainya tujuan bersama.
“HCM ini memerlukan pendekatan yang terpadu dan terintegrasi karena ada lebih dari 3000 dosen dan tendik yang mendukung aktivitas ITB sehari-hari. Terpadu bukan berarti sentralistik atau seragam, tetapi lebih menekankan gotong royong dan kebersamaan. Dengan pengelolaan yang terintegrasi, diharapkan perbedaan potensi tadi akan saling melengkapi dan memperkuat sehingga SDM yang ada dapat berkontribusi lebih baik untuk bangsa kita,” ucap Rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., dalam sambutan pemaparan progres pengembangan HCM ITB.
Pertemuan tatap muka digelar di Aula Barat itu dihadiri para pimpinan ITB pada Selasa (4/1/2022). Kegiatan ini juga disiarkan langsung melalui Teams dan diikuti segenap dosen dan tendik ITB.
Selanjutnya, konsep sistem remunerasi bagi dosen dan tendik ITB disajikan oleh Ir. Ricardo Irwan Rei, M.Sc., MBA. “Kinerja ITB dipengaruhi oleh banyak komponen internal yang saling terkait, seperti struktur, strategi, skills setiap individu, staff, style, dan sistem. Orang-orang yang dibutuhkan tentu diselaraskan dengan tujuan kita sebagai sebuah organisasi,” jelasnya.
Berdasarkan pemetaan yang telah dilakukan Managing Director MTI HR Consulting tersebut, menunjukkan bahwa SDM yang merupakan bagian dari sistem, harus terus diperbaiki. “HCM merupakan salah satu sub-sistem. Apapun kategorisasinya, pada akhirnya tujuan kita adalah mempertahankan para pegawai dan memotivasi mereka untuk bisa memberikan karya dan kinerja terbaik sehingga bisa mencapai visi dan misi yang ada,” tambahnya.
Fase pengembangan HCM ITB sendiri terbagi dalam 3 tahapan. Penguatan fondasi berupa pembangunan sistem yang kritikal bagi organisasi merupakan tahap pertama dan sudah dilakukan sepanjang tahun 2021 hingga sekarang. Human Resource Information System (HRIS), profil jabatan berbasis kompetensi, sistem manajemen kinerja, dan sistem penggajian menjadi fokus utama dalam tahapan ini. Tahap pembangunan sistem turunan dari tahap 1 akan segera dimulai setelah fondasinya kuat terbentuk. Sementara tahap pertumbuhan menjadi tahapan terakhir berupa penguatan organisasi dan ditargetkan rampung dalam kurun 2022-2023.
Irwan menerangkan tentang strategi penggajian yang perlu mempertimbangkan beberapa faktor. Ditilik dari sistem penggajian yang ada, Irwan mengajukan rekomendasi perbaikan berupa penyusunan kebijakan umum kompensasi dan restrukturisasi 2 tahap. Menurutnya, proses remunerasi yang maksimal akan melahirkan kinerja pegawai yang efektif dan motivasi kerja yang tinggi.
“Seluruh dosen dan tendik harus saling berkolaborasi dan mendukung dalam melakukan manajemen perubahan di setiap unit kerja agar proses yang tengah kita lakukan ini dapat berjalan lebih efektif,” pesan Prof. Reini sebagai penutup.
Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)