Implementasi HCM Menuju Transformasi ITB 5 Tahun ke Depan
Oleh Adi Permana
Editor Vera Citra Utami
BANDUNG, itb.ac.id—Institut Teknologi Bandung (ITB) berupaya meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya manusia atau Human Capital Management (HCM) untuk mewujudkan transformasi ITB 2025 sebagaimana yang tercantum dalam Renstra ITB 2021-2025. Upaya tersebut diimplementasikan ke dalam tiga tahap, mulai dari 2021 hingga 2023.
Wakil Rektor Bidang Sumber Daya ITB Dr. Ir. Gusti Ayu Putri Saptawati S., M.Comm. mengatakan, pada tahap pertama hingga akhir 2021, upaya meningkatkan kualitas HCM dimulai dengan fase penguatan fondasi SDM melalui (i) optimalisasi data Human Resources Information System (HRIS), (ii) profil jabatan berbasis kompetensi, (iii) sistem manajemen kinerja, serta (iv) sistem penggajian. Selain itu, pada tahap ini, ITB juga akan menerapkan manajemen perubahan, penguatan kapabilitas sumber daya manusia, dan penguatan Sistem Informasi SDM atau Human Resources Information System (HRIS).
Selanjutnya, pada tahap kedua adalah fase upaya peningkatan kualitas HCM dan dilakukan dengan membangun sistem turunan dari tahap pertama. Pada tahun 2022, ITB akan membuat manajemen karier, pelatihan, pengembangan, employee engagement. Selain itu, membuat panduan dan kebijakan sumber daya manusia (SDM) dan integrasi organisasi sumber daya manusia.
Pada tahap ketiga atau fase pertumbuhan yang berlangsung pada 2023, ITB akan fokus pada penguatan organisasi melalui manajemen pengetahuan atau knowledge management, penguatan tata kelola (Good Corporate Governance) dan nilai-nilai budaya organisasi dalam upaya menguatkan HCM.
“Upaya-upaya pada tiga tahap itu diharapkan membentuk sistem sumber daya manusia ITB yang jauh lebih terorganisir dengan baik dan nilai-nilai organisasi sudah terinternalisasi dalam rencana strategis, struktur organisasi, dan kebijakan SDM.
Upaya besar ini dilakukan dengan tujuan akhir agar ITB menjadi tempat produktif dan nyaman untuk bekerja. "Sistem SDM yang baik memiliki ciri mampu menarik (attract) orang-orang terbaik ke dalam ITB, mempertahankan (retain) dan memotivasi (motivate) semua SDM untuk berkembang," kata Putri.
Dr. Putri menganalogikan manajemen organisasi seperti layaknya manajemen klub sepak bola. Agar bisa memenangkan pertandingan, klub sepak bola tidak hanya perlu merekrut 11 penyerang atau 11 lini pertahanan terbaik, tetapi tim harus memiliki komposisi, strategi, dan mampu berkolaborasi dengan baik. Selain itu, para pemain juga harus mempunyai kemampuan strategik dan kerja tim yang baik untuk mengalahkan lawannya sehingga kemenangan yang diperoleh adalah kemenangan bersama
SDM merupakan salah satu sistem dari banyak sistem di ITB sebagai sebuah organisasi. Sistem SDM tersebut terdiri dari beberapa subsistem, yakni perekrutan, staf, manajemen kinerja, penggajian, pelatihan dan manajemen karier. Terkait remunerasi, ITB sedang melakukan survei untuk mengetahui posisi remunerasi di ITB dibandingkan dengan perguruan tinggi negeri dan swasta lain. Dengan demikian ke depannya posisi remunerasi ITB dapat bersaing dengan perguruan tinggi negeri dan swasta lainnya.
Untuk mewujudkan HCM yang baik, lanjut Dr. Putri, perlu didukung tiga faktor penting. Di antaranya sumber daya manusia, sistem, program dan kebijakan, serta teknologi. Saat ini kantor WRSD ITB telah menggelar beberapa workshop untuk mulai membangun pelaksanaan bagi pimpinan ITB. Dr. Putri mengingatkan, kinerja sumber daya manusia perlu diukur secara kuantitatif sehingga bisa jelas diketahui sejauh mana capaian yang sudah dilakukan seseorang. “We can’t manage what we can’t measure,” Dr. Putri mengutip. Dengan demikian, kinerja sumber daya manusia ITB bisa membantu mewujudkan visi, misi dan rencana kerja ITB.
Sumber: Tim HCM ITB