Pengmas Mahasiswa Rekayasa Infrastruktur Lingkungan ITB Atasi Permasalahan Pengelolaan Sampah di Desa Cipedes

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita


BANDUNG, itb.ac.id – Mahasiswa Rekayasa Infrastruktur Lingkungan Angkatan 2022 ITB adakan pengabdian masyarakat di Desa Cipedes, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kegiatan dengan nama GoRILA (Go RIL in Action) ini dilaksanakan pada 16 – 20 Desember 2023 dan bertempat di 2 lokasi yang berbeda, yaitu RW 07 dan RW 16 Desa Cipedes.

Pengabdian masyarakat berfokus pada pengelolaan sampah lingkungan, yakni berupa penyuluhan pemilahan sampah, pembangunan tempat sampah, dan pembangunan rumah budidaya magot.

Kegiatan dengan tema “Gerakan Bumaraksha Membangun dan Pemberdayaan Masyarakat Kelola Sampah” diusung karena pengolahan sampah merupakan salah satu isu kritis yang terjadi di lingkungan masyarakat.

“Dengan memberikan fokus pada hal ini angkatan kami dapat berkontribusi secara positif terhadap upaya pelestarian lingkungan sekitar dalam konsep pembangunan berkelanjutan dimana kami tidak hanya memikirkan kebutuhan saat ini tetapi juga menginvestasikan perubahan positif untuk jangka panjang”, kata Ketua Pelaksana Kegiatan, Wita Lara Cahyani (Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, 2022).

Pada tahap perencanaan, dilakukan survei ke beberapa desa yang tersebar di Kabupaten Bandung dan Sumedang. Lalu didapatkanlah beberapa lokasi kegiatan pengabdian masyarakat, yakni RW 07 di SDN Cipedes, SDN Lokasiswa, dan SDN Gulang-Gulang, serta RW 16 Desa Cipedes, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Sementara itu, Ketua Divisi Pekerjaan Umum, Lukman Hakim menyampaikan bahwa lokasi ini dipilih karena di RW 07 memiliki permasalahan akan sampah yang terbuang secara sembarangan dan terdapat tempat untuk Open Burning sehingga mereka berinisiasi untuk melakukan kegiatan awal di lokasi ini.

Selain itu, RW 07 juga memiliki 3 SD tanpa penampungan sampah yang layak, sehingga perlu dilakukan penyuluhan dan pembangunan tempat sampah untuk sekolah-sekolah tersebut. Di sisi lain, RW 16 pun memiliki permasalahan yang serupa mengenai pengelolaan sampah. Namun, tingginya suplai sampah organik di RW 16 memunculkan ide adanya pembuatan rumah magot sebagai solusi atas permasalahan tersebut.

Setelah semua perencanaan sudah matang, pada tanggal 16 Desember dilakukan implementasi program awal, yakni pembangunan tahap awal bak sampah dan sarana budidaya magot. Proses pembangunan ini juga disertai dengan dengan adanya penyuluhan pengolahan sampah di SDN Cipedes, SDN Lokasiswa, SDN Gulang-Gulang dan warga RW 16 hingga tanggal 18 Desember. Pada tanggal 19 Desember, dilakukan peresmian untuk pembangunan bak sampah di SDN Cipedes dan SDN Lokasiswa serta melakukan finishing pada rumah budidaya magot. Terakhir, peresmian rumah magot dan penutupan program dilakukan pada tanggal 20 Desember 2023 di RW 16.

Di balik keberhasilan pelaksanaan GoRILA ini, tentu terdapat berbagai rintangan yang perlu dihadapi oleh tim. Kehadiran mereka sebagai pendatang baru awalnya membuat mereka sulit melakukan interaksi dengan masyarakat lokal di sana. Namun, kedala tersebut dapat teratasi seiring dengan berjalanya waktu melalui berbagai pendekatan.

Wita menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan banyak kesan terutama dalam hal berinteraksi dan bersosialisasi dengan warga secara langsung. “Kita semua berhasil menyatukan perbedaan dari tiap massa serta mensukseskan kegiatan GoRILA’23 dengan kebersamaan”, tambahnya.

Tidak lupa, dia juga sangat bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam kesuksesan GoRILA'23 ini. Dia berharap semoga kegiatan angkatan selanjutnya akan dilalui bersama dengan penuh kebahagiaan.

Reporter : Mufti Ali Farkhan (Oseanografi, 2021)
Dokumenytasi : Panitia GoRILA’23